Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Support Bullish China Dorong Harga Batu Bara Lanjutkan Reli

Penguatan harga batu bara berlanjut pada penutupan perdagangan Kamis (17/8/2017), setelah berhasil membukukan rebound pada sesi perdagangan sebelumnya.
Pekerja berjalan di atas timbunan batu bara, di Asam-asam, Kalimantan Selatan./Bloomberg-Dadang Tri
Pekerja berjalan di atas timbunan batu bara, di Asam-asam, Kalimantan Selatan./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga batu bara berlanjut pada penutupan perdagangan Kamis (17/8/2017), setelah berhasil membukukan rebound pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,79% atau 0,65 poin di posisi US$82,95/metrik ton.

Adapun pada perdagangan Rabu (16/8), harga batu bara kontrak Januari 2018 berakhir rebound 1,17% di US$82,30/metrik ton.

Menguatnya harga komoditas ini di pasar Eropa ditopang oleh langkah pengetatan suplai oleh pemerintah China. Produksi batu bara China tergelincir dari level tertingginya dalam 19 bulan di tengah langkah inspeksi tambang oleh pemerintah.

“Pasar Eropa terus mendapat support bullish dari China, di mana permintaan telah tinggi pada sebagian besar musim panas karena gelombang panas. Selain itu, terdapat isu seputar produksi di negara-negara seperti Rusia dan Indonesia,” jelas kelompok perdagangan energi, Energi Danmark, dikutip dari Bloomberg (Jumat, 18/8/2017).

Reli harga batu bara kontrak Januari 2018 kembali berlanjut setelah sempat terpatahkan pada perdagangan Selasa (15/8) di saat harga minyak memperpanjang pelemahannya. Namun demikian, harga minyak mampu mencatatkan rebound pada perdagangan kemarin saat investor mencermati data pasokan AS.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman September ditutup menguat 0,7% atau 0,31 poin di level US$47,09 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 20% di atas rata-rata 100 hari tersakhir.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Oktober naik 0,76 poin dan ditutup pada level US$ 51,03 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Sebelumnya, Energy Information Administration (EIA) pada Rabu menunjukkan produksi minyak AS mendapat kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Juni, namun stok minyak mentah turun paling banyak sejak September.

"Ini adalah ‘garis pertempuran’ antara investor bullish dan bearish, tepat di sekitar US$47, sehingga banyak orang mencoba dan mengambil posisi pada minyak mentah yang terlihat murah saat ini, tapi sekali lagi, ada banyak faktor bearish di pasar,” ujar John Kilduff, partner di Again Capital LLC, seperti dikutip dari Bloomberg.

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal

US$/MT

17 Agustus

82,95

(+0,79%)

16 Agustus

82,30

(+1,17%)

15 Agustus

81,35

(-1,33%)

14 Agustus

82,45

(+0,49%)

11 Agustus

82,05

(+1,17%)

 

 

  

Sumber: Bloomberg

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper