Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Korut Diprediksi Ancam Ekonomi Korsel, Indeks Kospi Terkoreksi

Pergerakan indeks saham acuan Korea Selatan melemah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (18/8/2017), bersama dengan depresiasi mata uang won.
Bursa Kospi/Reuters
Bursa Kospi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan Korea Selatan melemah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (18/8/2017), bersama dengan depresiasi mata uang won.

Indeks Kospi ditutup turun 0,14% atau 3,30 poin di level 2.358,37, setelah dibuka dengan pelemahan 0,91% atau 21,48 poin di posisi 2.340,19.

Sebanyak 321 saham menguat, 360 saham melemah, dan 79 saham stagnan dari 760 saham yang diperdagangkan di indeks Kospi pada akhir perdagangan hari ini.

Sejumlah saham terpantau melemah, di antaranya Jeil Pharmaceutical Co. Ltd. yang terkulai 14,33%, Hyundai Construction Equipment Co. Ltd. yang anjlok 2,82%, dan Hyundai Robotics Co. Ltd. yang drop 2,44%.

Saham Samsung Electronics Co. Ltd. juga ikut turun 0,30% atau 7.000 poin ke posisi 2.345.000 pada pukul 13.59 WIB.

Sejalan dengan Kospi, nilai tukar won ditutup melemah 0,35% atau 3,94 poin ke 1.141,32 per dolar AS, setelah berakhir terapresiasi 0,38% di posisi 1.137,78 pada perdagangan Kamis (17/8).

Provokasi yang dilancarkan oleh rezim Korea Utara selama puluhan tahun telah mengkondisikan Korea Selatan mengenyampingkan adanya potensi perang dan memilih untuk menjalankan bisnis seperti biasa.

Namun saat ini, sejumlah analis melihat berbagai hal secara berbeda serta mengingatkan meningkatnya risiko penurunan terhadap proyeksi ekonomi untuk tahun ini dan berikutnya.

Chang Jae-chul dari KB Investment & Securities Co. memberi perhatian ekstra pada sentimen konsumen dan bisnis untuk tanda-tanda pelemahan, sedangkan analis lainnya melihat

“Tensi ini bukanlah tentang penghindaran aset berisiko. Hal ini akan berlanjut dan saya melihat tingginya kemungkinan sentimen ekonomi yang memburuk. Meningkatnya volatilitas pasar finansial dapat menyebabkan pukulan tambahan,” kata Chang, seperti dikutip dari Bloomberg.

Adapun Kwon Young-sun dari Nomura International Ltd. termasuk di antara yang memiliki proyeksi pesimistis untuk produk domestik bruto. Ia memprediksi ekonomi akan tumbuh 2,7% tahun ini dan 2,3% pada tahun 2018, dibandingkan dengan proyeksi pemerintah sebesar 3% untuk masing-masing periode tersebut.

“Jika terjadi eskalasi lebih lanjut dan berkelanjutan atas ketegangan baru-baru ini, risiko terkait Korut dapat menyebabkan hembusan yang tak sepele meski ringan terhadap keyakinan dan pertumbuhan,” ujar Woo Jae-joon, seorang ekonom di Bank of America Merrill Lynch di Hong Kong.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan sejumlah ekonom dan pejabat bank asing yang digelar hari ini, Menteri Keuangan Korsel Kim Dong-yeon menyatakan pemerintah Korea Selatan memantau dengan cermat situasi pasar di tengah kekhawatiran tentang Korea Utara dan risiko terkait atasnya.

“Pemerintah juga berencana untuk secara tegas mengambil tindakan jika diperlukan,” tutur Kin Dong-yeon.

 

Pergerakan Indeks KOSPI

Tanggal

Level

Perubahan

18/8/2017

2.358,37

-0,14%

17/8/2017

2.361,67

+0,57%

16/8/2017

2.348,26

+0,60%

 Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper