Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditopang Laporan IEA, Harga Minyak Memanas

Harga minyak stabil pada Senin pagi, didukung oleh permintaan dan persediaan yang kuat sesuai laporan International Energy Agency (IEA) akhir pekan lalu. Namun, pasar masih di bawah tekanan suplai yang tinggi.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak stabil pada Senin pagi, didukung oleh permintaan dan persediaan yang kuat sesuai laporan International Energy Agency (IEA) akhir pekan lalu. Namun, pasar masih di bawah tekanan suplai yang tinggi.

Pada perdagangan Senin (14/8/2017) pukul 8.30 WIB, harga minyak WTI kontrak September 2017 naik 0,08 poin atau 0,16% menuju US$48,90 per barel. Adapun minyak Brent kontrak Oktober 2017 meningkat 0,02 poin atau 0,04% menjadi US$52,12 per barel.

Seperti dikutip dari Reuters, Bank ANZ mengatakan, harga minyak didukung oleh laporan dari International Energy Agency (IEA) bahwa stok minyak mentah sekarang di bawah tingkat 2016.

Meskipun demikian, IEA mengatakan tingkat persediaan tetap di level 219 juta barel atau masih di atas rata-rata 5 tahun. Padahal OPEC dan non-OPEC mengejar target persediaan di bawah ini dengan cara memangkas produksi.

IEA juga menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada 2017 menjadi 1,5 juta barel per hari (bph) dari 1,4 juta barel per hari dalam laporan bulanan sebelumnya. Pada 2018, permintaan kembali bertumbuh sebesar 1,4 juta barel per hari.

Meskipun permintaan yang kuat, pasar tetap sulit memanas akibat produksi yang masih kuat. Suplai minyak shale di AS naik sebanyak 300.000 bph pada Desember 2017.

Produksi minyak di Cekungan Permian di West Texas dan New Mexico juga diwaspadai ketat karena biaya rendah dan pertumbuhannya yang cepat telah menekan usaha OPEC dan non-OPEC menekan persediaan global.

Perusahaan energi A.S. menambahkan rig minyak untuk kedua kalinya dalam tiga minggu terakhir, memperpanjang pemulihan dari jumlah pengeboran tertinggi selama 15 bulan.

Namun, laju penambahan telah melambat dalam beberapa bulan terakhir karena perusahaan mengurangi rencana pembelanjaan sebagai reaksi terhadap penurunan harga minyak mentah.

Menurut data Barker Hudhes, jumlah rig AS sampai Jumat (11/8/2017) bertambah 3 rig hingga mencapai 768 rig, atau level terbesar sejak April 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Sumber : reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper