Bisnis.com, JAKARtA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada akhir perdagangan pertama setelah libur panjang, Senin (14/8/2017).
Indeks Topix ditutup turun 1,12% atau 18,19 poin ke level 1.599,06, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,98% atau 192,64 poin ke level 19.537.
Indeks Topix melemah paling dalam sejak Mei dan ditutup melemah di hari keempat bahkan ketika pasar saham lain mulai menguat pejabat keamanan nasional AS mengatakan bahwa perang nuklir tidak akan segera terjadi.
Toyota Motor Corp., Nippon Telegraph & Telephone Corp. dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. menjadi penekan terbesar pada indeks Nikkei, bersamaan dengan hampir 190 saham lain yang melemah pada indeks Nikkei 225.
Pekan lalu, Indeks S&P 500 membukukan penurunan mingguan terburuk sejak Maret pekan lalu karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump menumpahkan ancamannya terhadap Korea Utara jika negara tersebut meningkatkan ancaman nuklir.
“Pasar Jepang tidak melakukan perdagangan pada hari Jumat saat bursa global turun," kata Nicholas Smith, analis CLSA Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
"Saya pikir Anda harus terbiasa dengan hal semacam ini. Hal ini tesering terjadi," lanjutnya, terkait ketegangan di Korea Utara.
Pelemahan bursa Jepang sedikit tertahan menyusul data PDB Jepang yang tumbuh untuk enam kuartal berturut-turut, ditopang oleh meningkatnya permintaan domestik yang mengompensasikan perlambatan pada ekspor.
Dilansir Bloomberg, produk domestik bruto (PDB) Jepang tumbuh 4% secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini.
Secara kuartalan (q-o-q), pertumbuhan PDB naik 1% pada kuartal kedua atau lebih besar dari perkiraan kenaikan sebesar 0,6%.
“Angka tersebut lebih kuat dari perkiraan. Permintaan domestik berjalan baik meski pertumbuhan ekspornya lambat, dan belanja modal konsisten kuat," kata Masahiro Ayukai, analis investasi senior Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel