Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Tembus Level 50, Harga Minyak WTI Berakhir di Level Terendah

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) tergelincir dari penguatannya dan berakhir di level terendah dalam lebih dari dua pekan, setelah sempat melonjak menembus US$50 per barel.
Minyak West Texas Intermediate/Reuters
Minyak West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) tergelincir dari penguatannya dan berakhir di level terendah dalam lebih dari dua pekan, setelah sempat melonjak menembus US$50 per barel.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September ditutup merosot 97 sen di US$48,59 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).

Penurunan WTI kemarin adalah yang terbesar dalam lebih dari sepekan. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 77% di atas rata-rata pergerakan 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober berakhir melemah 80 sen di US$51,90 per barel, di ICE Futures Europe exchange.

Meskipun jumlah persediaan minyak mentah AS menyusut untuk pekan keenam, penurunan tersebut dilihat oleh sejumlah investor hanya bersifat musiman.

Saat OPEC menaikkan proyeksi permintaan untuk minyak mentah tahun ini dan selanjutnya, kenaikan produksi minyak di Libya mendorong output kelompok negara pengekspor minyak tersebut pada bulan Juli ke level tertinggi tahun ini.

“Apa yang anda lihat adalah pasar yang gugup. Angka 50 adalah angka psikologis utama untuk pasar ini dan mungkin perlu melihat lebih banyak bukti penurunan produksi di AS dan permintaan yang kuat agar tetap tumbuh lebih tinggi,” ujar Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc., dikutip dari Bloomberg (Jumat, 11/8/2017).

Harga minyak mentah AS telah bertahan di kisaran US$50 per barel di New York sejak akhir bulan lalu di saat investor mencermati peningkatan pasokan global serta dampak pemangkasan produksi oleh OPEC dan sejumlah negara non-OPEC.

Sementara itu, menurut Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih, baik Arab Saudi maupun Irak sepakat untuk menjaga keseimbangan di pasar energi global dan memastikan koordinasi dalam kebijakan minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper