Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi AS-Korut Disamakan Krisis Rudal Kuba, IHSG Menyerah Jelang Akhir Pekan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya tak mampu mempertahankan pergerakan positif yang dipertahankan tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Papan monitor menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (27/7)./JIBI-Dwi Prasetya
Papan monitor menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (27/7)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya tak mampu mempertahankan pergerakan positif yang dipertahankan tiga hari berturut-turut sebelumnya.

IHSG ditutup merosot 1,03% atau 59,81 poin di level 5.766,14 pada perdagangan terakhir pekan ini (Jumat, 11/8/2017), setelah dibuka turun 0,24% atau 13,70 poin di posisi 5.812,25.

Setelah berhasil berakhir di zona hijau selama tiga hari berturut-turut, indeks saham acuan tersebut harus terseret bersama pelemahan pasar global di tengah meningkatnya tensi antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak negatif di kisaran 5.756,46 – 5.812,91.

Dari 559 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 94 saham menguat, 250 saham melemah, dan 215 saham stagnan.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, dipimpin oleh sektor aneka industri (-2,02%), industri dasar (-1,65%), dan properti (-1,41%). Adapun sektor pertanian naik 0,16%.

Pelemahan IHSG sejalan dengan bursa saham lainnya yang memerah di Asia Tenggara, di antaranya indeks FTSE Malay KLCI (-0,61%), indeks FTSE Straits Time Singapura (-1,33%), indeks PSEi Filipina (-0,47%), dan indeks SE Thailand (-0,74%).

Di kawasan Asia lainnya, pelemahan indeks saham acuan Korea Selatan berlanjut hingga akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, bersama dengan depresiasi mata uang won.

Bursa saham dan mata uang Korea Selatan terus menghadapi tekanan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan ancaman baru kepada Korea Utara.

Indeks CSI300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melorot 1,85% atau 68,57 poin di level 3.647,35, setelah dibuka turun 0,75% di posisi 3.687,93.

Adapun indeks Shanghai Composite ditutup merosot 1,63% atau 53,21 poin di level 3.208,54, setelah dibuka turun 0,73% di posisi 3.237,92.

Pergerakan indeks saham acuan di Hong Kong berakhir turun lebih dari dua persen pada perdagangan hari ini, tertekan oleh aksi jual pada saham-saham terkait internet berikut kekhawatiran seputar dampak meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pacific, selain Jepang, melorot 1,6% ke posisi 155,61 pada pukul 4:57 sore waktu Hong Kong, sekaligus siap menuju penurunan beruntun terpanjang sejak 4 Juli. Saham finansial dan teknologi mengalami penurunan terbesar.

Bursa saham Asia tidak termasuk Jepang mengalami penurunan terbesar dalam delapan bulan pada perdagangan hari ini, seiring dengan memanasnya retorika antara Trump dan Korea Utara.

“Situasi ini mulai berkembang menjadi seperti halnya momen krisis rudal Kuba. Satu-satunya hasil diplomatik yang bisa memuaskan AS saat ini adalah jika Korea Utara meninggalkan ambisi nuklirnya,” ujar Rob Carnell, kepala ekonom Asia di ING, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup merosot 1,16% atau 6,07 poin di 518,54, setelah dibuka dengan turun 0,37% di posisi 522,68.

 

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

ASII

-1,89

HMSP

-1,46

UNVR

-1,09

BBCA

-0,80

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

SMMA

+2,50

GEMS

+7,69

SSMS

+7,19

TOPS

+9,33

 Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper