Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tertekan Retorika Trump, Dolar AS Melemah

Pelemahan sejumlah indeks saham acuan di Wall Street berlanjut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), seiring dengan koreksi saham global di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang dipicu oleh retorika Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan sejumlah indeks saham acuan di Wall Street berlanjut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), seiring dengan koreksi saham global di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang dipicu oleh retorika Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 0,93% atau 204,69 poin di 21.844,01. Indeks Nasdaq Composite drop 2,13% atau 135,46 poin di level 6.216,87, sedangkan indeks S&P 500 berakhir melemah 1,45% atau 35,81 poin di posisi 2.438,21.

Indeks S&P 500 mengalami penurunan terbesar sejak Mei dan indeks MSCI yang mengukur pergerakan saham global merosot 1,1% untuk hari ketiga berturut-turut.

Tensi geopolitik meningkat lebih tinggi setelah Presiden AS Donald Trump memberi pernyataan keras kepada pemerintah Pyongyang akan adanya serangan terdahsyat jika Korea Utara berpikir untuk menyerang AS maupun sekutunya.

Pernyataan Trump tersebut adalah yang terbaru setelah Pyongyang menyatakan berencana menembakkan rudal ke sekitar Jepang agar mencapai Guam, wilayah AS di Pasifik.

“Pasar belum terlalu oversold, jadi masih ada lebih banyak potensi penurunan. Apa yang kita lihat saat ini adalah ketegangan politik mengenai Korea Utara dan Amerika Serikat yang membuat pasar gugup,” kata Robert Pavlik, chief market strategist di Boston Private Wealth, seperti dikutip dari Reuters (Jumat, 11/8/2017).

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, turun 0,14%.

Dolar AS melemah menyusul laporan bahwa harga produsen AS secara tak terduga turun pada bulan Juli. Penurunan ini adalah yang terbesar dalam hampir setahun dan menunjukkan perlambatan inflasi lebih lanjut yang dapat menunda kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Harga minyak mentah juga melemah akibat aksi jual di Wall Street serta berlanjutnya kekhawatiran seputar kelebihan suplai global, sedangkan harga emas dan perak menguat seiring dengan meningkatnya permintaan aset safe haven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper