Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen AS-Korut, Harga Emas Menuju US$1.300

Pada perdagangan Jumat (11/8/2017) pukul 16.27 WIB, harga emas meningkat 1,82 poin atau 0,14% menuju US$1.288,35 per troy ounce (Rp553.803,89 per gram). Harga naik 4 sesi berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak pekan pertama Juli 2017.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas menuju level US$1.300 per troy ounce seiring dengan meningkatnya permintaan pasar akibat ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Pada perdagangan Jumat (11/8/2017) pukul 16.27 WIB, harga emas meningkat 1,82 poin atau 0,14% menuju US$1.288,35 per troy ounce (Rp553.803,89 per gram). Harga naik 4 sesi berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak pekan pertama Juli 2017.

Sepanjang tahun berjalan, harga emas meningkat 12,27%. Tahun lalu, harga bertumbuh 8,14% setelah ditutup di level US$1.147,50 per troy ounce pada 30 Desember 2016.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Chief Economist Australian Bullion Co., Jordan Eliseo menyampaikan, emas menjadi salah satu komoditas dengan kinerja terbaik pada tahun ini di tengah posisi investor yang sedang menimbang risiko geopolitik. Perhatian pasar tertuju kepada AS dan Korut.

Trump kerap memberikan peringatan kepada Korut yang kerap melakukan uji coba rudal balistik. Namun, Korut malah membalas dengan rencana peluncuran rudal selanjutnya ke sekitar Guam, yang menjadi salah satu pangkalan militer Paman Sam.

“Harga emas sudah menguat sepanjang minggu ini didukung meningkatnya permintaan aset haven dan harga aset berisiko yang volatil. Selanjutnya emas akan menuju level penting US$1.300 per troy ounce,” tuturnya, Jumat (11/8/2017).

Dalam waktu dekat, pasar akan menantikan rilis data inflasi AS pada Jumat (11/8) malam. Diperkirakan pertumbuhan inflasi periode 2017 mencapai 1,8%, mendekati target Federal Reserve sebesar 2%.

Sebelumnya pada Kamis (10/8/2017) Presiden The Fed New York William Dudley menyampaikan tampaknya AS masih membutuhkan waktu untuk mencapai target inflasi 2%. Data inflasi merupakan faktor penting yang menentukan kelanjutan kenaikan suku bunga The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper