Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Modal Emiten Properti Belum Capai 50%

Realisasi belanja modal sejumlah emiten properti hingga Juli tahun ini rata-rata masih di bawah 50% dari target anggaran. Realisasi ini relatif melambat karena proses negosiasi pembelian lahan yang alot dan kehati-hatian emiten membelanjakan modalnya karena penjualan yang di bawah harapan.nn
Suasana gedung bertingkat saat senja di Jakarta, Senin (29/5)./JIBI-Dwi Prasetya
Suasana gedung bertingkat saat senja di Jakarta, Senin (29/5)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi belanja modal sejumlah emiten properti hingga Juli tahun ini rata-rata masih di bawah 50% dari target anggaran. Realisasi ini relatif melambat karena proses negosiasi pembelian lahan yang alot dan kehati-hatian emiten membelanjakan modalnya karena penjualan yang di bawah harapan.

Empat emiten properti yang dirangkum Bisnis sama-sama meningkatkan rencana anggaran belanja modalnya untuk tahun ini bila dibandingkan realisasi tahun lalu. Namun, hingga bulan ketujuh tahun ini, realisasinya belum mencapai setengah dari target.

PT PP Properti Tbk. (PPRO) tahun ini menganggarkan belanja modal hingga Rp3,5 triliun. Namun, hingga Juli, perseroan baru membelanjakan Rp850 miliar. Demikian juga PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) baru membelanjakan Rp2 triliun dari targetnya Rp5 triliun hingga Rp6 triliun.

PT Alam Sutera Realty Tbk. (ARSI) baru merealisasikan belanja modal senilai Rp400 miliar, belum mencapai setengah dari targetnya Rp1 triliun. Sementara itu, PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) sudah merealisasikan Rp258 miliar dari targetnya Rp540 miliar.

Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti, mengatakan perseroan sengaja mengalokasikan belanja modal yang tinggi pada tahun ini untuk menggenjot penambahan cadangan lahan. Dengan begitu, tahun depat perseroan dapat fokus memanfaatkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan proyek.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti, mengatakan bahwa dari realisasi capex hingga Juli yang senilai Rp850 miliar, sebesar 80% di antaranya untuk belanja lahan.

Selebihnya, perseroan mengalokasikan 15% untuk pengembangan proyek komersial berupa hotel dan mall, sementara 5% untuk penambahan modal kerja bagi anak perusahaa perseroan yang memiliki lahan siap dikembangkan.

“Dengan anggaran belanja modal ini, sampai Juni kita sudah miliki cadangan lahan 90 hektar dan sampai akhir tahun bisa mencapai 280 hektare,” katanya pada Bisnis, Selasa (8/8/2017).

Perseroan memang banyak mengincar lahan di lokasi-lokasi strategis, seperti di dekat universitas ternama dan stasiun kereta api yang ramai. Selain itu, perseroan juga sudah menandatangani kerjasama pengembangan di proyek Bandara Udara Kertajati seluas 300 hektare. Pembabasan lahannya akan dikebut tahun ini dengan capex perseroan.

Perseroan masih memiliki sejumlah proyek yang akan mulai dibangun di semester kedua ini, seperti hotel di NTB dan NTT, serta apartemen di Bandung, Surabaya dan Malang.

Lilia Setiprawati Sukotjo, Direktur Alam Sutera Realty, mengatakan bahwa dengan realisasi belanja modal Rp400 miliar hingga Juli, perseroan sudah menambah cadangan lahan belasan hektar. Lokasinya masih terkonsentrasi di Alam Sutera, Tangerang, dan Suvarna Sutera, Pasar Kemis.

Menurutnya, lambatnya penyerapan belanja modal lebih banyak disebabkan karena proses negosiasi pembelian lahan yang cukup panjang. Target perseroan sebesar Rp1 triliun pada tahun ini hampir dua kali lipat dari realisasi belanja modal tahun lalu yang antara Rp500 miliar hingga Rp600 miliar.

Dirinya masih membuka peluang target alokasi tersebut tidak tercapai, sebab sangat tergantung pula pada proses negosiasi. “Tahun ini slightly lebih tinggi, tetapi realisasinya akan sangat bergantung sama lokasi dan harga,” katanya.

Cesar M. Dela Cruz, Direktur Keuangan Agung Podomoro Land, mengatakan realisasi belanja modal perseroan hingga Juli baru sekitar Rp2 triliun, sebagian besar untuk konstruksi proyek-proyek perseroan yang tengah di bangun di banyak wilayah.

Menurutnya, dengan capaian tersebut, perseroan kemungkinan hanya akan merealisasikan hingga Rp4 triliun pada akhir tahun ini, lebih rendah dari rencana awal antara Rp5 triliun hingga Rp6 triliun. Perseroan akan mempertimbangkan pula tingkat pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini untuk melanjutkan keputusan belanja modal.

Lagi pula, hingga kini proyek reklamasi perseroan di teluk utara Jakarta belum dilanjutkan setelah kasus hukum yang menjerat direktur utama perseroan serta adanya moratorium pemerintah.

“Kalau pertumbuhan ekonomi masih oke, rata-rata dua kali dari realisasi saat ini, jadi Rp4 triliun. Bukan tidak tercapai targetnya, tetapi kita perlu realokasi karena ada proyek yang masuk capex tetapi tidak bisa kita lanjutkan,” katanya.

Olivia Surodjo, Direktur Metropolitan Land, mengatakan belanja modal perseroan tahun ini meningkat signifikan bila dibandingkan tahun lalu, sebab tahun ini perseroan mendapat banyak momentum untuk menambah cadangan lahan.

Di sisi lain, penjualan properti perseroan masih di bawah harapan, kendati tetap tumbuh positif dibandingkan tahun lalu. Alhasil, perseroan pun mengalihkan anggaran belanja modal yang semula untuk proyek properti menjadi untuk menambah anggaran belanja lahan.

Perseroan sudah mengalokasikan belanja modal Rp258 miliar hingga Juli dari target Rp540 miliar. Sebesar Rp192 miliar di antaranya telah digunakan untuk menambah cadangan lahan seluas kurang lebih 100 hektar. Alokasi tersebut meningkat dari rencana awal belanja lahan tahun ini yang senilai Rp160 miliar.

Keputusan tersebut berdampak pada tergerusnya kas dari ekuitas perseroan sehingga perseroan berniat menambah utang bank hingga Rp300 miliar pada semester kedua ini untuk menopang belanja modal proyek properi tahun ini dan tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper