Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat, Rupiah Hanya Berakhir Stagnan

Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir stagnan pada perdagangan hari ini, Kamis (10/8/2017), di saat mayoritas mata uang Asia terdepresiasi.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir stagnan pada perdagangan hari ini, Kamis (10/8/2017), pada saat mayoritas mata uang Asia terdepresiasi.

Rupiah ditutup stagnan di Rp13.333 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,08% atau 11 poin di Rp13.344.

Adapun pada perdagangan Rabu (9/8/2017), rupiah ditutup melemah 0,15% atau 20 poin di posisi 13.333 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.333 – Rp13.354 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau naik 0,23% atau 0,214 poin ke 93,762 pada pukul 16.50 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,03% atau 0,028 poin di level 93,520, setelah pada perdagangan Rabu (9/8) berakhir melemah 0,11% di posisi 93,548.

Dolar AS menguat di saat investor mengkonsolidasikan posisi dengan mata uang franc Swis yang berimbal hasil rendah. Di sisi lain, produktivitas AS dilaporkan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal II/2017, di tengah meningkatnya jam kerja pegawai pada laju tercepatnya selama 18 bulan terakhir.

Para investor saat ini fokus pada data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada Jumat pekan ini demi melihat potensi kebijakan moneter The Fed.

Nilai tukar rupiah berakhir stagnan terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau terdepresiasi.

Won Korea Selatan dan dolar Taiwan yang masing-masing terdepresiasi 0,58% dan 0,28% memimpin pelemahan kurs di Asia. Di sisi lain, renminbi China dan baht Thailand masing-masing terpantau menguat 0,28% dan 0,03%.

Mata uang Korea Selatan mengalami pelemahan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (9/8) menyatakan bahwa rezim Kim Jong-un akan menghadapi serangan militer yang menghancurkan jika terus mengancam AS.

“Ancaman Korea Utara menyerang Guam dan mengubah Seoul menjadi ‘lautan api’ merupakan tantangan serius,” tutur juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kepada pers, seperti dikutip dari Bloomberg.

Pemerintah Korea Selatan dikabarkan mengadakan pertemuan keamanan nasional pada hari ini untuk membahas ancaman rudal Korea Utara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper