Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Disney Anjlok, Indeks S&P 500 Berakhir Turun

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan di Wall Street kembali berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), di saat investor berupaya menyingkirkan kekhawatiran geopolitik setelah tertekan oleh retorika kemarahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Korea Utara.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan di Wall Street kembali berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), di saat investor berupaya menyingkirkan kekhawatiran geopolitik setelah tertekan oleh retorika kemarahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Korea Utara.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,17% atau 36,64 poin di 22.048,7. Indeks Nasdaq Composite melemah 0,28% atau 18,13 poin di level 6.352,33, sedangkan indeks S&P 500 berakhir turun tipis 0,04% atau 0,9 poin di posisi 2.474,02.

Alih-alih memikirkan tensi antara AS dan Korut, para investor berfokus pada kekuatan ekonomi global dan laporan keuangan menjelang akhir hari perdagangan yang aktif.

"Sungguh menakjubkan ketika anda mempertimbangkan berita utama betapa tenangnya pasar ekuitas, bagaimana mereka telah mengambil banyak hal dalam langkah mereka," kata Ryan Detrick, pakar strategi pasar senior di LPL Financial di Charlotte, seperti dikutip dari Reuters (Kamis, 10/8/2017).

"Ada beberapa keresahan sebelumnya tapi kemudian sejumlah pembeli masuk," lanjutnya.

Investor telah beralih ke aset safe haven setelah Washington dan Pyongyang memberi peryataan yang saling mengancam.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan bahwa dia tidak percaya bahwa ada ancaman yang akan segera terjadi.

Enam dari sektor pada S&P 500 berakhir lebih tinggi. Indeks consumer discretionary adalah salah satu dari pelemahan terbesar dengan penurunan 0,47%. Penekan terbesarnya adalah Priceline dan Walt Disney.

Sementara itu, saham Disney ditutup anjlok 3,9% karena investor skeptis terhadap rencana peluncuran layanan streaming daripada mengandalkan Netflix.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper