Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Panas Segera Berakhir, Harga Minyak Berakhir Melemah

Harga minyak mentah dunia ditutup melemah pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah spekulasi bahwa tingkat persediaan minyak dapat naik ketika periode musim panas dengan permintaan yang lebih tinggi berakhir
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia ditutup melemah pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah spekulasi bahwa tingkat persediaan minyak dapat naik ketika periode musim panas dengan permintaan yang lebih tinggi berakhir.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September ditutup turun 22 sen di US$49,17 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 16% di atas rata-rata pergerakan 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober berakhir melemah 23 sen di US$52,14 per barel di ICE Futures Europe exchange.

Badan informasi energi AS (Energy Information Administration/EIA) meningkatkan proyeksi produksi serta memangkas perkiraan harga tahun ini.

Menurut sebuah survey, meskipun jumlah persediaan minyak mentah dan bensin kemungkinan menyusut pekan lalu, penurunannya merupakan suatu hal yang biasa selama musim panas.

“Kita mencapai bulan terakhir musim panas dan pertanyaannya adalah, dapatkah OPEC menyeimbangkan permintaan musim gugur dan musim dingin yang lebih rendah,” ujar James Williams, seorang ekonom di perusahaan riset energi berbasis di Arkansas, WTRG Economics, seperti dikutip dari Reuters (Rabu, 9/8/2017).

“Hanya saja, belum ada cukup keyakinan pada OPEC untuk mendorong spekulasi pasar terhadap harga di atas US$50. Itulah masalah utamanya,” lanjutnya.

Harga minyak di New York naik di atas US$50 per barel awal pekan lalu, namun kemudian dengan cepat turun di bawah level kunci tersebut akibat tanda-tanda meningkatnya pasokan global.

Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa upaya pemangkasan produksi oleh organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan mitranya tidak membantu menyeimbangkan pasar kembali seperti yang diharapkan.

Kekhawatiran itu muncul di tengah meningkatnya output dari produsen seperti Libya, Nigeria, dan AS serta tingkat kepatuhan yang rendah oleh sejumlah negara terhadap kesepakatan pemangkasan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper