Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Terbebani Komentar Pejabat Fed, Rupiah Rebound

Nilai tukar rupiah mencatatkan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (8/8/2017), di tengah apresiasi mayoritas mata uang Asia.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah mencatatkan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (8/8/2017), di tengah apresiasi mayoritas mata uang Asia.

Rupiah ditutup menguat 0,06% atau 8 poin di Rp13.313 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan tipis 0,01% atau 1 poin di Rp13.320.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.298 – Rp13.342 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Senin (7/8), rupiah ditutup melemah 0,04% atau 5 poin di posisi 13.321 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,12% atau 0,108 poin ke 93,324 pada pukul 16.35 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,02% di posisi 93,416, setelah pada perdagangan Senin berakhir menguat 0,12% atau 0,110 poin di posisi 93,432.

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau juga menguat, di antaranya renminbi China dengan 0,27% serta won Korea Selatan dan yen Jepang yang masing-masing terapresiasi 0,18%.

Mata uang China memimpin penguatan mata uang emerging markets di Asia seiring dengan pelemahan dolar AS.

Dolar AS melemah setelah dua pejabat The Federal Reserve menyatakan bahwa inflasi AS yang lemah merupakan permasalahan seiring upaya mereka memperkecil risiko gangguan pasar ketika bank sentral AS tersebut mulai mengurangi neracanya.

Komentar oleh Presiden Fed wilayah St. Louis James Bullard dan Neel Kashkari dari wilayah Minneapolis sejalan dengan ekspektasi bahwa para pembuat kebijakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan berikutnya bulan depan serta mengumumkan dimulainya proses memangkas kepemilikan obligasi secara bertahap.

“Para pedagang tidak mungkin memberikan gambaran besar menjelang rilis data inflasi AS pada Jumat,” ujar Stephen Innes, head of Asia-Pacific trading di Oanda in Singapore, dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper