Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TINS Optimistis Capai Target Penjualan 30.000 Ton

Korporasi tambang milik negara, PT Timah (Persero) Tbk., membidik penjualan 30.000 ton timah hingga akhir 2017 dan bakal mengadopsi dua teknologi produksi yang baru pada 2018-2020.
Aktivitas di smelter PT Timah di Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung/Reuters-Beawiharta
Aktivitas di smelter PT Timah di Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA--Korporasi tambang milik negara, PT Timah (Persero) Tbk., membidik penjualan 30.000 ton timah hingga akhir 2017 dan bakal mengadopsi dua teknologi produksi yang baru pada 2018-2020.

Direktur Keuangan Timah Emil Ermindra mengatakan produksi perseroan sepanjang tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian 2016. Pada Januari-Maret 2017, produksi bijih timah tercatat sebanyak 7.675 ton dan produksi logam 6.963 ton yang seluruhnya terserap oleh pasar. Produksi itu naik 68,65% dibandingkan kuartal I/2016 sebanyak 4.205 ton.

"Tahun ini produksi naik dan ada kenaikan harga yang cukup signifikan. Kami targetkan sales 2017 sebanyak 30.000 ton atau 45% dari total proyeksi produksi timah Indonesia sebanyak 70.000 ton," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (8/8).

Dalam periode 2011-2016, TINS membukukan penjualan tertinggi pada 2012 dengan volume sebanyak 34.934 ton. Adapun dalam tiga tahun terakhir, volume penjualan TINS tercatat sebesar 26.907 ton pada 2014, 30.087 ton pada 2015, dan 26.677 ton pada 2016.

Emil mengatakan pasar produk logam timah cukup stabil. Namun, terjadi sedikit pergeseran dari pasar Eropa ke Asia. Dari periode 2015 ke 2016, porsi penjualan ke Eropa susut dari 30% menjadi 18%. Sepanjang tahun lalu, komposisi penjualan TINS didominasi oleh pasar Asia 69%, Eropa 18%, Amerika 7%, dan domestik 6%.

Untuk ekspansi usaha, perusahaan pelat merah ini menyiapkan belanja modal sebesar Rp2,2 triliun-2,6 triliun sepanjang 2017. Anggaran itu dikucurkan untuk pembesaran alat tambang dan pemrosesan.

Untuk mendongkrak kinerja produksi, TINS bakal mengadopsi dua teknologi anyar berupa fuming plant dan ausmelt. Fuming plant merupakan teknologi untuk mengolah kembali residu timah dengan tingkat recovery sebesar 96,5%.

"Sedang masa konstruksi dan selesai April 2018. Kapasitasnya 85 ton per hari. TINS alokasikan belanja modal sebesar Rp55 miliar," tulis perseroan dalam materi paparan publik.

Adapun Ausmelt merupakan teknologi peleburan yang canggih dengan fitur istimewa berupa kemampuan mengolah bijih timah low-grade dan bijih yang berasal dari cadangan primer dengan recovery rate 98%. Untuk mengadopsi teknologi ini, TINS mengalokasikan belanja modal sebesar US$56 juta untuk membangun pabrik dengan kapasitas 45.000 ton per tahun yang ditargetkan rampung pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper