Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APLN Akan Realisasikan Penjualan Aset Pada REIT Bulan Ini

Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. akan merealisasikan penjualan satu aset propertinya ke dalam dana investasi real estate atau DIRE dari pihak non-afiliasi pada bulan ini, bergeser dari perkiraan semula pada semester pertama lalu.

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. akan merealisasikan penjualan satu aset propertinya ke dalam dana investasi real estate atau DIRE dari pihak non-afiliasi pada bulan ini, bergeser dari perkiraan semula pada semester pertama lalu.

Veri Y. Setiady, Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Land, mengatakan bahwa perseroan dalam hal ini hanya bertindak selaku investor yang menjual aset kepada real estate investment trust (REIT) manager atau manajer DIRE yang terdaftar di Bursa Efek Thailand.

Mitra tersebut yakni Strategic Property Investors Company Limited. Kedua pihak sudah menandatangani kesepakatan investasi pada akhir Februari 2017 lalu untuk memperbarui kesepakatan yang sebelumnya telah ditandatangani pada Agustus 2016.

Dalam kesepakatan terbaru, emiten dengan kode saham APLN ini memutuskan menjual hanya satu aset ke dalam DIRE, berbeda dari rencana awal dua aset. Aset tersebut yakni 100% saham perseroan dalam anak usahanya, PT Central Pesona Palace (CPP) beserta Hotel Pullman Jakarta Central Park yang dimiliki CPP.

Sementara itu, aset yang tidak jadi dijual yakni saham perseroan pada PT Griya Pancaloka beserta aset yang dimilikinya yakni Sofitel Bali Nusa Dua.

“REIT ini yang terbitkan bukan kami. Kami ikut berpartisipasi dalam REIT yang pertam kali diluncurkan oleh Thai Stock Exchange untuk me-listing properti-properti di luar Thailand. Kami hanya me-listing proyek kami bersama properti lain di kawasan Asia lainnya. Mudah-mudahan bisa closing Agustus ini,” katanya, Senin (7/8/2017).

Cesar M. Dela Cruz, Direktur Keuangan Agung Podomoro Land, semula memperkirakan proses penjualan aset tersebut dapat tuntas pada semester pertama tahun ini. Namun, sejumlah harmonisasi regulasi di Thailand menyebabkan penjualan baru akan dilakukan semester kedua.

“Ini mundur karenda di sana harus ada approvement dari otoritas seperti OJK di sana [Thailand]. Itu baru keluar awal bulan ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper