Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

World Gold Council: Permintaan Emas 2017 Bisa Mencapai 4.300 Ton

Permintaan emas global pada 2017 diperkirakan mencapai 4.2004.300 ton. Angka tersebut menurun 3% dari tahun sebelumnya.
Perhiasan emas./Bloomberg-Billy H.C. Kwok
Perhiasan emas./Bloomberg-Billy H.C. Kwok

Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan emas global pada 2017 diperkirakan mencapai 4.200—4.300 ton. Angka tersebut menurun 3% dari tahun sebelumnya.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Head of market intelligence World Gold Council (WGC) di London Alistair Hewitt menyampaikan, permintaan emas global pada 2017 bisa mencapai 4.200—4.300 ton, turun sekitar 3% dari tahun lalu sejumlah 4.308,7 ton.

China masih menjadi aktor utama dengan konsumsi berkisar 850—950 ton, tetapi turun 50 ton dari proyeksi sebelumnya. Adapun India akan membeli 650—750 ton sampai penghujung 2017.

Dalam laporan bertajuk Gold Demand Trends Q2 2017, World Gold Council (WGC) menyampaikan permintaan emas global pada paruh pertama tahun ayam api menurun 14,03% year on year (yoy) menjadi 1.987,9 ton dari sebelumnya 2.312,2 ton. Pada kuartal II/2017, volume konsumsi emas mencapai 953,4 ton, turun 9,22% secara yoy dan 7,84% secara kuartalan.

WGC membagi volume permintaan batu kuning berdasarkan empat sumber, yakni perhiasan, investasi, bank sentral dan institusi, serta teknologi. Dua negara yang menjadi indikator utama konsumsi global ialah India dan China.

“Penurunan permintaan emas secara keseluruhan pada semester I/2017 terutama terjadi di sektor Exchange Traded Fund (ETF),” papar laporan, Kamis (3/8/2017).

Dari sektor perhiasan, pada kuartal II/2017 volume permintaan mencapai 480,8 ton, naik 8% yoy dari sebelumnya 446,8 ton. Negeri Panda mendominasi konsumsi sejumlah 137,7 ton, meskipun menurun 5% yoy dari kuartal II/2016 sebesar 145,6 ton.

Merosotnya permintaan emas ETF terjadi karena langkah Federal Reserve menaikkan suku bunga pada Juni 2017. Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi juga mengisyaratkan pengetatan kebijakan moneter karena deflasi di Benua Biru sudah berbalik arah.

Kenaikan harga emas sebesar 8% pada paruh pertama 2017 juga dinilai terlalu tinggi, karena serupa dengan pertumbuhan full year 2016. Sentimen ini menyebabkan investor bersikap lebih hati-hati dalam melakukan pembelian.

Pada perdagangan Jumat (4/8/2017) pukul 15.00 WIB, harga emas spot naik 0,86 poin atau 0,07% menuju US$1.269,47 per troy ounce. Harga menunjukkan pertumbuhan 10,63% sepanjang tahun berjalan.

Adapun pada semester I/2017 harga emas tumbuh 8,20% menuju US$1.241,61 per troy ounce.

“Beberapa investor lainnya memilih melakukan aksi ambil untung karena harga emas sudah naik tinggi,” tulis tim analis WGC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper