Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

API Catat Peningkatan Pasokan, WTI Kembali Turun di Bawah US$50

Harga minyak mentah kembali ditutup di bawah level US$50 per barel setelah laporan API bahwa persediaan minyak mentah AS melonjak secara taj terduga.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah kembali ditutup di bawah level US$50 per barel setelah laporan API bahwa persediaan minyak mentah AS melonjak secara taj terduga.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman diperdagangkan di level US$48,68 per barel pada pukul 4:50 waktu New York di New York Mercantile Exchange dalam perdagangan aftermarket. WTI ditutup di level US$49,16 per barel pada hari Selasa (1/8/2017).

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun 0,94 poin ke level ke level US$51,78 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Berdasarkan laporan American Petroleum Institute (API) yang dirilis pada hari Selasa, cadangan minyak mentah AS naik 1,78 juta barel pekan lalu. Namun, survei Bloomberg menunjukkan persediaan minyak mentah nasional diperkirakan turun pekan lalu.

Persediaan Cushing, Oklahoma, naik sebesar 2,56 juta barel, sedangkan pasokan pasokan bensin turun 4,83 juta barel pekan lalu, menurut data API.

"Setiap kenaikan persediaan minyak menjadi negatif bagi pasar karena ini adalah waktunya persediaan turun secara alami," kata James Williams, ekonom WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak menetap di atas level US$50 untuk pertama kalinya sejak Mei pada perdagangan Senin. Walaupun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya berupaya menyeimbangkan pasar dan memangkas persediaan global, masih ada keraguan karena pasokan diyakini masih akan meningkat, setelah jumlah anjungan pengeboran minyak AS berada pada level tertinggi sejak April 2015.

Sementara itu, menurut survei Bloomberg News terhadap analis dan perusahaan minyak, produksi minyak mentah OPEC diperkirakan naik 210.000 barel per hari pada Juli menjadi 32,87 juta barel.

Libya, yang dikecualikan dalam kesepakatan OPEC bersamaan dengan Nigeria, menambah pasokan sebanyak 180.000 barel per hari. Adapun Arab Saudi meningkatkan produksi sebesar 30.000 barel per hari menjadi 10,05 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper