Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Central Proteina Prima Sepakati Perjanjian Restrukturisasi Surat Utang

Emiten perikanan PT Central Proteina Prima Tbk. menyepakati perjanjian restrukturisasi surat utang senilai US$325 juta dengan menawarkan skema penjadwalan ulang dan konversi utang menjadi saham (debt to equity).
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perikanan PT Central Proteina Prima Tbk. menyepakati perjanjian restrukturisasi surat utang senilai US$325 juta dengan menawarkan skema penjadwalan ulang dan konversi utang menjadi saham (debt to equity).

Presiden Direktur Central Proteina Prima Irwan Tirtariyadi menuturkan obligasi tersebut diterbitkan oleh anak usaha perseroan Blue Ocean Resources Pte. Ltd. pada 28 Juli 2007. Lantas, obligasi global itu diubah dan dinyatakan kembali pada 17 Juni 2013.

"Perseroan telah menyepakati perjanjian restructuring support agreement dengan dua pemegang obligasi yang merupakan pemegang mayoritas," tulisnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip Minggu (30/7).

Menurutnya, restrukturisasi dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan dan operasional emiten berkode saham CPRO ini dan anak usahanya. RSA tersebut telah didistribusikan kepada seluruh pemegang obligasi dengan tujuan untuk memperbaiki situasi arus kas perseroan.

"Skema restrukturisasi ini akan berupa penjadwalan ulang serta penyelesaian sebagian utang menjadi saham," imbuhnya.

Pada kuartal I/2017, CPRO mengantongi penjualan bersih senilai Rp1,57 triliun. Penjualan tersebut terdiri dari pakan Rp1,16 triliun, produk udang Rp276,38 miliar, benur Rp57,76 miliar, dan lain-lain Rp79,27 miliar.

CPRO masih mencatat rugi bersih senilai Rp113,6 miliar hingga akhir Maret 2017. Di sisi lain, perseroan terbebani oleh liabilitas jumbo senilai Rp7,13 triliun padahal total ekuitas CPRO tercatat hanya Rp67,09 miliar. Liabilitas tersebut termasuk utang obligasi senilai Rp3,44 triliun.

Berdasarkan dokumen Blue Ocean Resources Pte. Ltd., obligasi senior tersebut akan jatuh tempo pada 2020 mendatang.

Adapun skema restrukturisasi yang diajukan berupa penerbitan surat utang baru senilai US$145,75 juta yang akan jatuh tempo pada 31 Desember 2021 dan penerbitan obligasi yang dapat ditukarkan (mandatory exchangeable bonds) oleh CPRO sebagai induk usaha Blue Ocean Resources, perusahaan yang berlokasi di Singapura itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper