Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tertekan Kebijakan The Fed, Rupiah Rebound

Nilai tukar rupiah mencatatkan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (27/7/2017), setelah dua hari berturut-turut melemah, sejalan dengan apresiasi mayoritas mata uang lainnya di Asia yang terdorong oleh pelemahan dolar AS.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah mencatatkan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (27/7/2017), setelah dua hari berturut-turut melemah, sejalan dengan apresiasi mayoritas mata uang lainnya di Asia yang terdorong oleh pelemahan dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,15% atau 20 poin di Rp13.318 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan 0,19% atau 25 poin di posisi 13.313.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.307 – Rp13.326 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Rabu (26/7), rupiah ditutup melemah 0,08% atau 11 poin di posisi 13.338 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini bersama dengan mayoritas mata uang lainnya di Asia.

Won Korea Selatan memimpin penguatan kurs Asia hari ini dengan 0,81%, diikuti oleh dolar Taiwan sebesar 0,53% dan rupee India yang terapresiasi 0,36%.

Won Korea Selatan memimpin penguatan pada mata uang emerging market Asia di tengah melemahnya dolar setelah bank sentral AS The Federal Reserve mengisyaratkan bahwa inflasi masih terus berlanjut di bawah target.

“Hasil pertemuan The Fed dengan mudah memberi tekanan turun pada dolar AS,” ujar Masakatsu Fukaya, pedagang emerging market di Mizuho Bank, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,18% atau 0,165 poin ke 93,507 pada pukul 16.43 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,18% atau 0,169 poin di level 93,503, setelah pada perdagangan Rabu berakhir melemah 0,41% atau 0,382 poin di posisi 93,672.

Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga dan kebijakan moneternya. The Fed juga menyatakan akan segera memulai mengurangi kepemilikan obligasinya relatif segera.

Walaupun pernyataan tersebut tampaknya berarti the Fed akan mulai mengurangi neracanya pada pertemuan berikutnya di bulan September, tidak adanya kejutan yang terjadi membuat pelaku pasar kembali ke tren pelemahan dolar yang terjadi sebelum rilis pernyataan tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper