Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saudi Berjanji Pangkas Ekspor, Harga Minyak WTI & Brent Naik Lebih dari 1%

Harga minyak mentah dunia naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah produsen utama OPEC, Arab Saudi, berjanji untuk mengurangi ekspor pada bulan Agustus demi membantu mengurangi kelebihan minyak mentah global.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah produsen utama OPEC, Arab Saudi, berjanji untuk mengurangi ekspor pada bulan Agustus demi membantu mengurangi kelebihan minyak mentah global.

Harga minyak WTI ditutup menguat 57 sen atau sekitar 1,3% di US$46,34 per barel, sedangkan minyak Brent naik 54 sen atau 1,1% di US$48,60 per barel.

Dikutip dari Reuters (Selasa, 25/7/2017), Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih menyatakan negaranya akan membatasi ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta barel per hari (bph) pada Agustus, atau hampir 1 juta bph di bawah level tahun lalu.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak juga menyatakan bahwa jumlah minyak sebesar 200.000 bph dapat dihilangkan dari pasar jika tingkat kepatuhan terhadap kesepakatan global untuk mengurangi produksi mencapai 100%.

Kedua menteri energi tersebut menghadiri sebuah pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) beserta sejumlah produsen non-OPEC di St. Petersburg, Rusia. Para menteri membahas kesepakatan mereka sebelumnya untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta bph dari Januari 2017 hingga Maret 2018.

Falih mengatakan bahwa OPEC dan mitra non-OPEC berkomitmen untuk mengurangi produksi dalam jangka waktu lebih lama jika diperlukan, namun juga meminta agar negara-negara yang tidak patuh mematuhi kesepakatan tersebut.

Seperti diketahui, anggota OPEC, Nigeria dan Libya, telah dibebaskan dari kesepakatan pemangkasan produksi tersebut, dan pengamat pasar tetap khawatir bahwa produksi dari kedua negara itu dapat mengimbangi dampak pengurangan global.

Tidak ada diskusi mengenai pemangkasan produksi yang lebih dalam pada pertemuan tersebut. Sekjen OPEC Mohammad Barkindo mengatakan bahwa Nigeria tidak berencana melampaui target produksinya sebesar 1,8 juta bph.

Turut menopang minyak, eksekutif Halliburton Co. mengatakan booming pengeboran minyak shale AS kemungkinan akan mereda tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper