Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Danamon (BDMN) Raup Laba Bersih Rp2 Triliun, NPL Membaik

Bank Danamon Indonesia, Tbk. (BDMN) mengantongi laba bersih pada semester I/2017 mencapai Rp2 triliun atau tumbuh 18% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menebalnya keuntungan tersebut diiringi dengan perbaikan kualitas aset yang tercermin dari NPL gross di angka 3,2%.
Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Sng Seow Wah (kanan ), didampingi Direktur Adira finance Hafid Hadeli memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan di Jakarta, Selasa (25/7)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Sng Seow Wah (kanan ), didampingi Direktur Adira finance Hafid Hadeli memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan di Jakarta, Selasa (25/7)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. (BDMN) mengantongi laba bersih pada semester I/2017 mencapai Rp2 triliun atau tumbuh 18% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menebalnya keuntungan tersebut diiringi dengan perbaikan kualitas aset yang tercermin dari NPL gross di angka 3,2%. 

Bank Danamon yang mengumumkan laporan keuangan untuk semester I/2017 Selasa sore (25/7/2017), menjelaskan, laba operasional tumbuh 22% menjadi Rp 2,9 triliun, didorong oleh penurunan biaya kredit dan efisiensi pengelolaan operasional. Peningkatan kualitas aset tercermin dari penurunan total kredit bermasalah (nonperforming loans) sebesar 4% dibandingkan setahun sebelumnya.

Vera Eve Lim, Chief Financial Officer dan Direktur Danamon menjelaskan, peningkatan laba operasional utamanya ditopang oleh pertumbuhan pada portofolio kredit UKM, enterprise dan perumahan yang kreditnya terus bergeser menuju segmen non-mass market.

Kredit pada segmen UKM tumbuh 9% menjadi Rp 26,7 triliun, dan portofolio enterprise, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan tumbuh 6% menjadi Rp37,1 triliun. Sementara kredit mortgage tumbuh 25% menjadi Rp4,9 triliun.

Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 4% menjadi Rp 119,8 triliun pada akhir semester pertama tahun 2017 dibandingkan setahun sebelumnya.Sedangkan kredit kepada segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun 32% menjadi Rp8,5 triliun karena kompetisi dan permintaan yang menurun.

"Di tengah lemahnya industri otomotif, pembiayaan baru Adira Finance justru tumbuh 5% dibandingkan setahun sebelumnya didorong oleh segmen kendaraan roda dua dan empat. Pembiayaan Adira Finance pada akhir semester pertama 2017 sebesar Rp 44,6 triliun," jelasnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Selasa sore (25/7/2017).

Vera menambahkan, rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) pada 89,6%, likuiditas terkelola dengan baik. Pada saat yang sama, giro dan tabungan (CASA) naik 4% menjadi Rp46,7 triliun. Sedangkan rasio CASA tumbuh menjadi 44,3% dari 42,1% pada setahun sebelumnya. Deposito menurun 4% menjadi Rp 58,8 triliun melalui pelepasan dana mahal.

"Adapun, rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap menjadi salah satu yang terbaik di antara bank-bank di kelompoknya. CAR konsolidasian berada pada posisi 21,5%, sementara CAR bank only berada pada 23,2%."

Selain dari pendapatan bunga, BDMN juga meraup fee income (tidak termasuk credit related fee) tercatat Rp566 miliar atau tumbuh sebesar 6% dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mayoritas didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 9% menjadi Rp252 miliar. Bancassurance fee juga tumbuh 12% menjadi Rp160 miliar.

"Peningkatan kualitas aset melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang prudent serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Total kredit bermasalah (non-performing loans/NPL) turun 4% menjadi Rp3,8 triliun, pada saat NPL industri naik 6% dibandingkan setahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) tercatat 3,2%, yang masih di bawah batas yang ditentukan regulator yaitu 5%."

Dari sisi beban operasional, biaya kredit (cost of credit) juga menurun 23% menjadi Rp1,7 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper