Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendati Terjerat Kasus Hukum, AISA Perkirakan Masih Bisa Catatkan Pertumbuhan Penjualan 8%

Emiten makanan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. memproyeksikan tahun ini masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 8% dibanding tahun lalu, kendati pendapatan di awal tahun belum memuaskan dan harus terjerat kasus hukum di pertengahan tahun.
Beras Cap Ayam Jagi dan Maknyus-tigapilar.com
Beras Cap Ayam Jagi dan Maknyus-tigapilar.com

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten makanan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. memproyeksikan tahun ini masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 8% dibanding tahun lalu, kendati pendapatan di awal tahun belum memuaskan dan harus terjerat kasus hukum di pertengahan tahun.

Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, mengatakan bahwa pada kuartal pertama tahun ini kinerja bisnis perseroan memang melambat dibandingkan tahun lalu. Pendapatan perseroan pada kuartal pertama 2017 adalah Rp1,46 triliun, turun 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,66 triliun.

Emiten dengan kode saham AISA ini hanya mencatatkan pertumbuhan 2% di divisi makanan, sementara pada divisi beras turun 17%. Padahal, divisi beras berkontribusi terhadap 66% dari total pendapatan. Selain itu, perseroan juga tidak membukan pendapatan dari divisi minyak sawit, padahal tahun lalu masih membukukan Rp25,2 miliar.

Meski begitu, Sjambiri mengatakan perseroan masih bisa mengenjot kinerja di sisa tahun ini, kendati target awal perseroan untuk bisa membukukan peningkatan pendapatan 14% yoy tahun ini atau senilai Rp7,61 triliun agak sulit direalisasikan.

Berdasarkan laporan keuangan sementara, perseroan mengestimasikan total pendapatan pada kuartal kedua atau semester pertama tahun ini telah mencapai Rp3,37 triliun. Nilai ini pun masih lebih rendah 7% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu, yakni Rp3,64 triliun.

Namun, perseroan masih memiliki potensi pendapatan lainnya di sisa tahun ini. Merutnya, kontrak baru penjualan biskuit akan muncul pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini, dengan estimasi nilai Rp400 miliar.

Selain itu, perseroan juga telah meluncurkan sejumlah varian produk baru mi kering, bihun dan snack Taro 3D sepanjang semester pertama tahun ini yang diperkirakan akan berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan hingga Rp100 miliar pada semester kedua.

Dengan demikian, bila diestimasikan capaian semester pertama senilai Rp3,37 triliun bisa dipertahankan sampai akhir tahun, penjualan normal perseroan akan mencapai Rp6,75 triliun.

Bila ditambah pendapatan kontrak biskuit dan produk lainnya, total penjualan diestimasikan Rp7,25 triliun atau 8% lebih tinggi dari capaian tahun lalu Rp6,7 triliun.

“Jadi, meskipun pendapatan kami pada kuartal pertama tidak mengesankan, tetapi sampai akhir tahun ini kita bisa tumbuh 8%,” katanya, Selasa (25/7/2017).

Sjambiri mengatakan, divisi beras memang masih menjadi kontributor utama pendapatan perseroan. Namun, perlahan-lahan perseroan sedang mengembangkan divisi makanan agar kontribusinya bisa berimbang menjadi 50:50.

Adapun, dalam laporan keuangan sementara perseroan, divisi makanan sejatinya berhasil tumbuh 6% yoy, tetapi tergerus akibat turunnya penjualan di divisi beras sebesar 12% yoy. Produk bihun mencatatkan pertumbuhan 10% yoy, sementara mi instan 6%, snack 4%, permen 2%. Lini biskuit memang turun 32%, tetapi masih ada kontrak baru yang akan dibukukan di semester kedua senilai Rp400 miliar.

Sjambiri mengatakan, dengan kinerja yang baik dari divisi makanan, perseroan dapat mempertahankan kinerja keuangan yang baik di masa mendatang.

Sementara itu, perseroan akan berupaya menyelesaikan masalah hukum yang tengah dihadapi perseroan pada divisi beras saat ini. Salah satu anak perusahaan perseroan memang baru disegel oleh kepolisian pada pekan lalu karena terindikasi melakukan kecurangan usaha, dengan tuduhan menjual beras bersubsidi dengan harga premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper