Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yen Terapresiasi Hari Kelima, Bursa Saham Jepang Tertekan

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari kedua berturut-turut (Senin, 24/7/2017), tertekan oleh tren penguatan mata uang yen yang berpotensi membebani laba eksportir.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Senin (24/7/2017), tertekan oleh tren penguatan mata uang yen yang berpotensi membebani laba eksportir.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan pelemahan 0,66% atau 10,76 poin di level 1.619,23 dan berakhir turun 0,52% atau 8,42 poin di posisi 1.621,57. 

Dari 2.009 saham pada indeks Topix, 1.056 saham di antaranya menguat, 806 saham melemah, dan 147 saham stagnan.

Adapun indeks Nikkei 225 ditutup turun 0,62% atau 124,08 poin di level 19.975,67, setelah dibuka dengan pelemahan 0,63% atau 126,08 poin di posisi 19.973,67.

Sebanyak 42 saham menguat, 175 saham melemah, dan 8 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Kao Corp. yang anjlok 2,92% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei, diikuti oleh FANUC Corp. yang turun 0,77% dan Tokyo Electron Ltd. yang melandai 0,97%.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau menguat tipis 0,01% atau 0,01 poin ke 111,13 yen per dolar AS pada pukul 13.50 WIB, setelah pada Jumat ditutup terapresiasi 0,69% di posisi 111,14.

Bursa saham Jepang lanjut terkoreksi di saat kinerja mata uang yen bergerak menuju penguatan kelima berturut-turut terhadap dolar AS, sementara tingkat volatilitas meningkat dari level terendahnya dalam 12 tahun.

Dilansir Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berupaya mengenakan perintah baru di Gedung Putih dalam menghadapi berkembangnya penyelidikan terhadap Rusia. Ia juga mempekerjakan direktur komunikasi baru menyusul berhentinya dua pejabat eksekutif Gedung Putih sebagai bentuk protes.

Sementara itu, bank sentral AS The Federal Reserve diperkirakan akan tetap mempertahankan arah kebijakannya pada pertemuan kebijakan pekan ini. Para investor pun menantikan pernyataan yang menyertainya demi mendapatkan petunjuk tentang bagaimana para pembuat kebijakan berencana untuk mulai mengurangi neracanya.

“Keraguan atas kemampuan pemerintahan Trump untuk menerapkan kebijakannya, dengan pengunduran diri sekretaris pers Gedung Putih dan berbagai hal, memicu ekspektasi melambatnya laju suku bunga AS sekaligus menempatkan yen pada tren penguatan,” kata Hiroyasu Iida, kepala pusat riset investasi di Aizawa Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper