Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aneka Tambang (ANTM) Mulai Ekspor Bijih Bauksit

Bisnis.com, JAKARTA PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. mulai mengapalkan bijih bauksit ke pasar ekspor usai memperoleh kuota sebanyak 850.000 ton pada tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. mulai mengapalkan bijih bauksit ke pasar ekspor usai memperoleh kuota sebanyak 850.000 ton pada tahun ini.

Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Arie Prabowo Ariotedjo mengungkapkan perseroan sudah mulai melakukan ekspor bijih bauksit sebanyak 110.000 ton.

“Total 110.000 ton. Dikirim ke China,” katanya, saat dihubungi, Jumat (21/7/2017).

Dia mengungkapkan pengiriman bijih bauksit dengan jumlah tersebut terbagi atas dua kali pengiriman yakni pada akhir Juni 2017 dan awal Juli 2017.

Perseroan, memperoleh kuota ekspor bauksit karena telah memiliki fasilitas pengolahan bijih bauksit melalui proses chemical grade alumina (CGA). Melalui fasilitas ini, bijih bauksit diolah menjadi alumina hydrate yang biasa digunakan untuk industri detergen, kertas, semen, water treatment, keramik dan kaca.

Emiten bersandi ANTM tersebut memiliki 80% saham pada PT Indonesia Chemical Alumina yang memiliki fasilitas pengolahan CGA berkapasitas 300.000 ton di Tayan Kalimantan Barat. Sisanya sebanyak 20% dimiliki oleh perusahaan asal Jepang yakni Showa Denko K.K.

Selain itu, perseroan juga tengah melakukan studi kelayakan bersama PT Indonesia Asaham Alumunium (Inalum) untuk fasilitas pengolahan bijih bauksit melalui proses smelter grade alumina (SGA). sehingga bisa memperkirakan besaran investasi.

Analis Recapital Securities Kiswoyo menilai ekspor bijih bauksit dan bijih nikel berkadar rendah tidak terlalu banyak mendorong kinerja badan usaha milik negara tersebut pada tahun ini. Apalagi, sejumlah fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel dan bauksit juga beberapa masih dalam proses.

Padahal, lanjutnya, produksi emas perseroan tidak sebesar dahulu. Belum lagi, juga adanya tekanan dari volatilitas harga komoditas tambang pada tahun ini. “Masih berat, menunggu smelter jadi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper