Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Asia Memerah Pagi Ini, Keuangan Trump Jadi Sorotan

Indeks Topix Jepang turun 0,2% di saat nilai tukar yen diperdagangkan di posisi 111,86 terhadap dolar AS, penguatan mingguan kedua untuk mata uang tersebut. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,1% dan indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,8%.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah bursa saham Asia turun pada awal sesi perdagangan hari ini, Jumat (21/7/2017), sekaligus mengikis kenaikan mingguan bursa saham regional.

Sementara itu, dolar AS kembali menyentuh level terendahnya di saat investor mencermati penyelidikan terhadap Presiden AS Donald Trump, sehingga mendorong kekhawatiran atas proses pemulihan ekonomi.

Indeks Topix Jepang turun 0,2% di saat nilai tukar yen diperdagangkan di posisi 111,86 terhadap dolar AS, penguatan mingguan kedua untuk mata uang tersebut. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,1% dan indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,8%.

Indeks dolar spot Bloomberg bergerak flat pada pukul 9 pagi waktu Tokyo ke kisaran level terendahnya sejak Agustus, setelah turun 0,3% pada perdagangan Kamis.

Indeks dolar Bloomberg bertahan pada pelemahannya, sedangkan obligasi AS dilaporkan stabil menyusul laporan bahwa mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), Robert Mueller, yang saat ini bertindak sebagai penasihat khusus AS memperluas penyelidikannya terhadap Presiden Donald Trump untuk memeriksakan keuangannya.

Di sisi lain, kinerja mata uang euro bertahan menguat setelah Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi mengisyaratkan bahwa bank sentral Eropa tersebut akan mendiskusikan wacana tentang pembelian obligasi pada musim gugur.

Situasi politik di Washington saat ini menjadi perhatian investor setelah aksi sejumlah bank sentral mendominasi sentimen pasar awal pekan ini. Transaksi keuangan yang diselidiki oleh Mueller mencakup pembelian apartemen oleh Rusia di gedung Trump.

Kabar tersebut muncul kurang dari sehari setelah Trump mengatakan kepada New York Times bahwa segala bentuk penyelidikan terhadap keuangannya akan melewati batas.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper