Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Minyak AS Turun, Harga Tetap Rentan

Kendati persediaan minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat pada pekan lalu menunjukkan penurunan, harga minyak rentan mengalami koreksi. Pasar masih mengkhawatirkan permasalahan surplus suplai.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati persediaan minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat pada pekan lalu menunjukkan penurunan, harga minyak rentan mengalami koreksi. Pasar masih mengkhawatirkan permasalahan surplus suplai.

Pada perdagangan Kamis (20/7/2017) pukul 10.00 WIB harga minyak WTI kontrak Agustus 2017 menurun 0,03 poin atau 0,06% menuju US$47,09 per barel. Adapun minyak Brent kontrak September 2017 merosot 0,09 poin atau 0,10% menjadi US$49,65 per barel.

Data U.S. Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (19/7/2017) menyebutkan stok minyak AS sepekan yang berakhir Jumat (14/7/2017) turun 4,73 juta barel menuju 490,62 juta barel. Ini merupakan level terendah sejak 20 Januari 2017.

Dalam waktu yang sama, persediaan bensin turun 4,45 juta barel. Penurunan persediaan menunjukkan adanya peningkatan sisi permintaan.

Seo Sang-Young, market strategist Kiwoom Securities Co., menyampaikan harga minyak mentah didukung oleh menyusutnya stok bensin di AS, sehingga kembali ke level US$47 per barel.

“Laporan AS memberikan prospek bertumbuhnya permintaan minyak,” tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (19/7/2017).

Pasar juga berekspektasi besar terhadap rencana pertemuan OPEC dan non-OPEC pada akhir bulan ini. Mereka akan memantau sejauh mana kemajuan dari kesepakatan pemangkasan produksi.

OPEC dan non-OPEC sebelumnya setuju mengurangi suplai sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) pada Januari—Juni 2017. Kemudian kesepakatan diperpanjang hingga Maret 2018.

“OPEC dan patnernya mungkin akan berbicara mengenai solusi menaikkan harga hingga ke atas US$50 per barel. Atau mereka malah memilih membiarkannya,” ujarnya.

Namun demikian, pasar masih mengkhawatirkan adanya penambahan suplai, bahkan dari kubu OPEC sendiri yang selama ini menggaungkan soal pemangkasan produksi.

Menteri Perminyakan Irak Jabbar Al-Luaibi menyampaikan negaranya bakal memacu suplai hingga 5 juta bph. Pada Juni 2017, produksi Iran mencapai 3,76 juta bph.

Di tempat lain, Kuwait berencana menambah produksi sebesar 200.000 bph hingga Desember 2017. Bulan lalu, Kuwait menghasilkan 2,71 juta bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper