Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Inflasi Inggris Tekan Pound Sterling, Dolar AS Ketiban Berkah

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak defensif pada perdagangan pagi ini (Rabu, 19/7/2017), di saat investor bertaruh bahwa langkah pengetatan lebih lanjut di negara tersebut akan melamban.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak defensif pada perdagangan pagi ini, Rabu (19/7/2017), di saat investor bertaruh bahwa langkah pengetatan lebih lanjut di negara tersebut akan melamban.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama menguat 0,14% atau 0,135 poin ke 94,739 pada pukul 09.50 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka naik tipis 0,09% atau 0,087 poin di level 94,691, setelah pada perdagangan Selasa (18/7) berakhir melemah 0,55% di posisi 94,604.

Pergerakan dolar AS tetap berada di kisaran terendahnya dalam beberapa bulan setelah runtuhnya dorongan Partai Republik untuk merombak undang-undang kesehatan AS, memberi pukulan bagi kemampuan Presiden Donald Trump untuk meloloskan pemotongan pajak dan belanja infrastruktur yang dijanjikannya.

Di sisi lain, berkurangnya prospek pengeluaran fiskal merupakan anugerah bagi kinerja obligasi, terutama karena hasil inflasi AS yang lemah telah mengecilkan risiko bahwa bank sentral AS The Federal Reserve perlu bersikap agresif dalam menghapus stimulus moneternya.

Akibatnya, imbal hasil obligasi 10-tahun berada di posisi 2,266% atau turun 13 basis poin dalam lebih dari sepekan.

Hal itu pada akhirnya menggerogoti laju dolar AS yang telah mencapai titik terendahnya sejak September terhadap sejumlah mata uang utama. Dolar AS bergerak lebih stabil pagi ini, namun masih turun lebih dari 7% sepanjang tahun ini.

Pelemahan dolar AS dibatasi oleh sikap Bank of Japan (BOJ) yang tetap dengan kampanye stimulus besar-besarannya.

Spekulasi bahwa Bank of England (BOE) akan segera melakukan pengetatan kebijakan mendapat pukulan dengan lemahnya angka inflasi Inggris. Hal ini memberi sentimen positif bagi greenback dengan dorongan untuk dolar AS terhadap pound sterling.

Sajian data inflasi Inggris yang dirilis pada Selasa (18/7) waktu setempat menunjukkan hasil yang lebih kecil dari ekspektasi. Inflasi Inggris bulan Juni turun ke level 2,6%, sehingga mengurangi tekanan penaikan suku bunga oleh BOE.

Berdasarkan data Bloomberg, kinerja pound terpantau turun 0,07% atau 0,0009 poin ke level 1,3031 pada pukul 09.59 WIB, setelah kemarin berakhir melemah 0,11% di posisi 1,3040. Sementara itu, nilai tukar yen terapresiasi tipis 0,02% atau 0,02 poin ke 112,05 yen per dolar AS.

 

Posisi indeks dolar AS                                       

19/7/2017

(Pk. 09.50 WIB)

94,739

(+0,14%)

18/7/2017

94,604

(-0,55%)

17/7/2017

95,128

(-0,03%)

14/7/2017

95,153

(-0,60%)

13/7/2017

95,728

(-0,03%)

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper