Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Popularitas Trump Merosot, Dolar AS Terkulai

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama melemah 0,39% atau 0,367 poin ke 94,761 pada pukul 09.26 WIB.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan pagi ini, Selasa (18/7/2017), di tengah tanda-tanda bahwa upaya reformasi undang-undang kesehatan AS telah mandek, sehingga mempengaruhi agenda revitalisasi ekonomi Presiden Donald Trump.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama melemah 0,39% atau 0,367 poin ke 94,761 pada pukul 09.26 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka naik tipis 0,04% atau 0,038 poin di level 95,166, setelah pada perdagangan Senin (17/7) berakhir turun tipis 0,03% di posisi 95,128.

Dukungan untuk Presiden Trump merosot di saat pemerintah AS berupaya mengumpulkan pendukung di Senat untuk meloloskan undang-undang mereformasi dan mengganti Affordable Care Act, yang dikenal dengan Obamacare.

“Popularitas Trump yang turun, meski tidak spektakuler sejak awal, menjadi hambatan lain untuk mendorong perubahan, dan itu akan negatif bagi ekonomi dan dolar AS,” kata Masafumi Yamamoto, chief currency strategist di Mizuho Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut Yamamoto, akan sulit bagi dolar AS untuk bullish, baik dari sisi moneter dan politik AS. Terdapat pula peningkatan ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mengambil langkah yang cenderung lebih hati-hati dalam hal penaikan suku bunga lanjutan.

Prediksi pada Fed funds futures terus mencapai kurang dari 50% untuk kemungkinan penaikan suku bunga AS pada pertemuan The Fed bulan Desember, setelah Gubernur Fed Janet Yellen mengisyaratkan bahwa bank sentral AS tersebut tidak akan terburu-buru dalam mengetatkan kebijakan moneter pekan lalu.

Menambah sentimen negatif bagi berkurangnya spekulasi penaikan suku bunga adalah rilis data inflasi dan penjualan ritel AS yang lebih lemah pada Jumat (14/7).

Tingkat inflasi periode Juni 2017 stagnan di posisi 0%, naik dari deflasi 0,1% pada bulan sebelumnya. Meski demikian, inflasi pada Juni berada di bawah estimasi konsensus sebesar 0,1%.

Adapun data penjualan ritel merosot menjadi -0,2% dari bulan sebelumnya -0,1%. Angka ini juga di bawah estimasi konsensus yang memprediksi kenaikan sebesar 0,1%.

Seiring dengan pelemahan indeks dolar pagi ini, nilai tukar yen terpantau terapresiasi 0,38% atau 0,43 poin ke 112,20 yen per dolar AS pada pukul 09.36 WIB, setelah pada Senin berakhir melemah tipis 0,08% di posisi 112,63.

Posisi indeks dolar AS                                       

18/7/2017

(Pk. 09.26 WIB)

94,761

(-0,39%)

17/7/2017

95,128

(-0,03%)

14/7/2017

95,153

(-0,60%)

13/7/2017

95,728

(-0,03%)

12/7/2017

95,761

(+0,10%)

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper