Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2017, Produksi Batu Bara China Naik 5%

Volume produksi batu bara di China, sebagai produsen dan konsumen terbesar di dunia, pada semester I/2017 naik 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA — Volume produksi batu bara di China, sebagai produsen dan konsumen terbesar di dunia, pada semester I/2017 naik 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (17/7/2017) pukul 15.41 WIB, harga batu bara Newcastle kontrak Agustus 2017 naik 0,40 poin atau 0,48% menuju US$83,35 per ton. Sepanjang 2017, harga meningkat 7,69%.

Seperti dikutip dari Bloomberg, analis GF Futures Deng Shun menyebutkan pada semester I/2017 produksi batu bara China meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat suplai sedikit pulih setelah sejumlah tambang kembali diizinkan beroperasi penuh.

Pada April 2016 pemerintah China melalui National Development and Reform Commission (NDRC) menetapkan pemangkasan waktu kerja perusahaan batu bara dari 330 hari per tahun menjadi 276 hari per tahun. Sejak itulah harga batu bara menunjukan tren menanjak.

Namun, NDRC juga menjaga agar harga batu bara tidak memanas melampaui 570 yuan (US$84,05) per ton. Oleh karena itu, pada tahun ini banyak penambang yang dibebaskan dari kebijakan 276 hari kerja.

Berdasarkan data Biro Statistik Nasional kapasitas produksi batu hitam China pada Januari—Juli 2017 mencapai 9,46 juta ton per hari, atau sejumlah 1,7 miliar ton. Angka ini naik 5% dari semester I/2016.

Kendati produksi meningkat, volume impor juga bertumbuh. Pada semester I/2017, pengapalan batu bara ke China naik 23,5% year on year (yoy) menjadi setara dengan 736.243 ton per hari.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan China masih menjadi aktor utama yang menggerakkan harga batu bara. Harga berpeluang memanas seiring dengan data produk domestik bruto (PDB) China periode kuartal II/2017 yang stabil di level 6,9%, sama seperti triwulan sebelumnya.

Dalam waktu dekat, memang ada kekhawatiran prospek penambahan suplai batu bara dari Negeri Panda. National Development and Reform Commission (NDRC) akan mengadakan pertemuan dengan sejumlah produsen batu hitam agar meningkatkan produksinya.

Peningkatan suplai dibutuhkan untuk mengantisipasi puncak konsumsi pada musim panas yang berlangsung bulan Juli—Agustus 2017. Saat musim panas, pemakaian mesin pendingin meningkat, sehingga memerlukan lebih banyak tenaga listrik.

“Wajar jika China memacu produksi batu bara, karena kebutuhan listrik paling banyak masih dari sana [batu bara]. Namun, kenaikan produksi turut diimbangi dengan bertumbuhnya konsumsi,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (17/7/2017).

Saat ini, sama seperti di Indonesia, China sedang mengalami musim hujan, sehingga produksi batu bara terhambat. Pengangkutan batu bara dari lokasi tambang juga terganggu karena jalanan becek dan genangan air.

Di tempat lain, Amerika Serikat sebagai salah satu konsumen terbesar bakal meningkatkan permintaan menjelang musim dingin. Apalagi Presiden Donald Trump sudah menarik AS dari perjanjian iklim Paris.

Paman Sam merupakan pengguna Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di dunia. Artinya, pemakaian batu bara tidak hanya digunakan sebagai sumber listrik, tetapi juga sumber tenaga pendingin untuk PLTN.

Melihat sejumlah sentimen yang ada, Ibrahim berpendapat harga batu bara cenderung bergerak menguat. Pada kuartal III/2017 harga akan bergerak di dalam rentang US$80—US$86 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper