Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar Menguat Jelang Rilis Data Non-Farm Payroll AS, Rupiah Melemah

Rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05% ke level Rp13.399 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.81 Rp13.421.
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari, ini, Jumat (7/7/2017).

Rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05% ke level Rp13.399 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.81 – Rp13.421.

Setelah dibuka menguat 4 poin atau 0,03% di level Rp13.388 per dolar AS, rupiah cenderung bergerak di teritori negatif hingga akhir perdagangan.

Adapun pada perdagangan Kamis (6/7), rupiah ditutup melemah 0,2% atau 27 poin di posisi Rp13.392 per dolar AS.

Sementara itu, Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,12% atau 0,116 poin ke level 95,918pada pukul 16.04 WIB.

Dolar AS menguat di tengah penantian investor atas laporan nonfarm payroll bulanan AS pascarilis angka pekerjaan sektor swasta yang mengecewakan.

Laporan ADP National Employment menunjukkan jumlah pekerjaan sektor swasta bertambah sebanyak 158.000 pada Juni. Angka itu lebih kecil dari perkiraan kenaikan sebesar 185.000 pekerjaan serta pencapaian pada Mei sebesar 230.000.

Data lain menunjukkan jumlah klaim pengangguran mingguan naik menjadi 248.000 klaim, lebih besar dari perkiraan kenaikan sebesar 243.000. Dengan demikian, jumlah klaim pengangguran telah mengalami kenaikan untuk pekan ketiga berturut-turut.

Para investor saat ini menantikan laporan nonfarm payroll bulan Juni yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS. Prediksi para ekonom dalam survey Reuters memperkirakan jumlah kepegawaian akan bertambah sebanyak 179.000 pada bulan lalu, di atas kenaikan yang relatif kecil pada Mei.

“Investor Asia tidak ingin memburu dolar, menjelang rilis nonfarm payroll, jika seandainya jumlahnya mengecewakan,” kata Kaneo Ogino, direktur perusahaan riset valuta asing Global-info Co., seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper