Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tertekan Laporan ADP & Komitmen Trump

Pergerakan sejumlah indeks saham di Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Kamis (Jumat dinihari WIB), tertekan oleh data pasar tenaga kerja yang mengecewakan serta meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham di Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Kamis (Jumat dinihari WIB), tertekan oleh data pasar tenaga kerja yang mengecewakan serta meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,74% ke 21.320,04, indeks S&P 500 melorot 0,94% ke 2.409,75, sementara indeks Nasdaq Composit berakhir merosot 1% atau 61,39 poin ke posisi 6.089,46.

Laporan ADP National Employment menunjukkan jumlah pekerjaan bertambah sebanyak 158.000 pada Juni. Angka itu lebih kecil dari perkiraan kenaikan sebesar 185.000 pekerjaan sekaligus mengisyaratkan melesunya pasar tenaga kerja AS.

Data lain menunjukkan jumlah klaim pengangguran mingguan naik menjadi 248.000 klaim, lebih besar dari perkiraan kenaikan sebesar 243.000. Dengan demikian, jumlah klaim pengangguran telah mengalami kenaikan untuk pekan ketiga berturut-turut.

Meskipun data tersebut masih mengindikasikan pasar tenaga kerja yang ketat, laporan itu mengisyaratkan laporan nonfarm payrolls bulanan yang akan lebih lemah, termasuk perekrutan baik di sektor publik maupun swasta. Laporan nonfarm payrolls bulanan dijadwalkan akan dirilis pada Jumat (7/7) waktu setempat.

Lesunya data di atas muncul sekitar sehari setelah rilis risalah rapat pertemuan kebijakan The Fed pada 13-14 Juni, yang menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan semakin terpecah pada prospek inflasi dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi laju kenaikan suku bunga.

“Data ADP terlihat lemah, pelaku pasar pun sedikit resah atasnya. Banyak yang mengatakan bahwa The Fed tidak begitu nyaman dengan rendahnya inflasi namun mereka masih akan terus melakukan apa yang mereka lakukan terhadap suku bunga karena mereka harus melakukan sesuatu,” kata Anthony Conroy dari Abel Noser, seperti dikutip dari Reuters (Jumat, 7/7/2017).

Ketegangan geopolitik ikut membebani sentimen. Presiden AS Donald Trump bersumpah pada hari Kamis untuk menghadapi Korea Utara dengan “sangat kuat” setelah Korut meluncurkan uji coba rudal balistik terbarunya.

Trump mendesak negara-negara untuk menunjukkan kepada negara beribukota Pyongyang tersebut bahwa akan ada konsekuensi untuk program senjatanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper