Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasdaq dan S&P 500 Catat Penguatan Terbesar Paruh Pertama

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir variatif cenderung positif pada perdagangan Jumat (Sabtu dini hari WIB, 1/7/2017)), seiring penguatan saham produsen sepatu Nike.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir variatif cenderung positif pada perdagangan Jumat (Sabtu dini hari WIB, 1/7/2017)), seiring penguatan saham produsen sepatu Nike.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,29% ke 21.349,63, indeks S&P 500 naik 0,15% ke 2.423,41, sedangkan indeks Nasdaq Composit berakhir turun tipis 0,06% atau 3,93 poin ke posisi 6.140,42.

Indeks S&P 500 mencetak penguatan terbesar untuk paruh pertama sejak 2013, sedangkan Nasdaq Composite membukukan penguatan terbaik untuk paruh pertama selama delapan tahun.

Seperti dikutip dari Reuters (Senin, 3/7/2017), saham Nike melesat 11% pada perdagangan Jumat, setelah produsen alas kaki terbesar di dunia tersebut menyatakan akan meluncurkan program penjualan online percobaan dengan Amazon.com. Penguatan saham Nike memberi dorongan terbesar bagi Dow Jones dan S&P 500.

Penguatan S&P 500 secara persentase pada paruh pertama tahun ini adalah yang terbesar sejak menanjak 12,6% pada paruh pertama tahun 2013. Sementara itu, indeks Nasdaq mencatatkan penguatan paruh pertama terbesarnya sejak 2009.

Bahkan ketika performa saham teknologi tertatih-tatih hingga Juni, sektor ini menjadi kabar utama sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Saham teknologi naik 16,4% pada paruh pertama, sekaligus menggandakan reli S&P 500 sepanjang tahun ini.

Di sisi lain, tingkat belanja konsumen AS mengalami sedikit kenaikan pada bulan Mei, sedangkan inflasi berkurang. Hal ini menunjukkan ekspansi ekonomi yang lamban namun stabil. Adapun data Departemen Perdagangan AS memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS rebound pada kuartal kedua.

Investor telah mencermati beragam hasil data ekonomi baru-baru ini, ketika bank sentral AS The Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga dari tingkat yang sangat rendah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper