Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Indeks Dow Jones dan S&P Ditutup Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 12,74 poin atau 0,06% di level 21.397,29, sedangkan indeks Standard & Poors 500 melemah 1,11 poin atau 0,05% ke posisi 2.434,5 dan Nasdaq Composite menguat 2,73 poin atau 0,04% ke 6.236,69.
Bursa AS./Reuters
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Dow Jones dan S&P kembali ditutup melemah pada perdagangan Kamis (22/6/2017) walaupun tertahan oleh sektor kesehatan menyusul dikeluarkannya RUU yang akan menggantikan Obamacare.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 12,74 poin atau 0,06% di level 21.397,29, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 1,11 poin atau 0,05% ke posisi 2.434,5 dan Nasdaq Composite menguat 2,73 poin atau 0,04% ke 6.236,69.

Indeks sektor kesehatan S&P menguat 1% pada hari Kamis, sekaligus mencapai rekor kelima berturut-turut pasca-rilis RUU tersebut, yang bertujuan untuk membatasi pendanaan Medicaid dan merombak subsidi bagi orang berpenghasilan rendah untuk asuransi swasta.

Sementara itu, indeks sektor bioteknologi Nasdaq naik 1,3%. Meskipun belum jelas apakah RUU tersebut akan mendapatkan cukup dukungan untuk menjadi undang-undang, saham obat-obatan menjadi pendorong utama indeks S&P, dengan saham Gilead meningkat 4,4%.

"Proposal awal ini saya anggap lebih longgar dan lebih positif ke industri dari yang diharapkan," kata Jeff Jonas, manajer portofolio Gabelli Funds, sepeti dikutip Reuters..

Di sisi lain, indeks sektor energi S&P melemah 0,1% setelah mencatat penurunan 3,5% kerugian dalam tiga sesi sebelumnya karena turunnya harga minyak.

"Minyak telah mengalami masa sulit dalam beberapa minggu terakhir, saya tidak mengatakan bahwa minyak bumi saat ini memberi kepercayaan tinggi kepada orang-orang bahwa minyak telah menyentuh level terendahnya," ujar Michael Scanlon, managing director dan manajer portofolio di Manulife Asset management.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Kamis menunjukkan klaim pengangguran meningkat sebesar 3.000 menjadi 241.000 pekan lalu, namun tetap pada level yang konsisten dengan pasar tenaga kerja yang ketat.

Di antara saham yang diperdagangkan, saham Oracle menguat 8,6% dan memberikan dorongan terbesar untuk indeks S&P setelah perusahaan meramalkan laba kuartal berjalan positif.

Sementara itu, saham Tesla naik 1,6% setelah perusahaan mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah kota Shanghai untuk mendirikan pabrik kendaraan listrik di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper