Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2017, MNC Targetkan Pertumbuhan 10%

Emiten media PT Media Nusantara Citra Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 8% hingga 10% pada tahun ini dibandingkan tahun lalu.
MNC/Ilustrasi
MNC/Ilustrasi

 Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten media PT Media Nusantara Citra Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 8% hingga 10% pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016.

David Fernando Audy, Direktur Utama Media Nusantara Citra, mengatakan bahwa pada kuartal pertama tahun ini, perseroan sudah berhasil mencatatkan pendapatan Rp1,61 triliun, atau sudah tumbuh 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,54 triliun.

Padahal, tuturnya, situasi perekonomian dan politik selama kuartal pertama lalu tidak begitu menggembirakan. Oleh karena itu, dirinya optismistis, di sisa tahun ini kinerja perseroan akan terus meningkat seiring situasi nasional yang perlahan lebih kondusif.

“Tahun ini kita targetkan 8%-10% pertumbuhan pendapatan. EBITDA kami targetkan bisa tumbuh lebih tinggi sekitar 15%. Kuartal pertama ini sudah 5%, artinya di kuartal kedua, ketiga dan keemapt harus bisa membukukan jauh di atas itu sehingga secara tahunan bisa capai 8%-10%,” katanya, Kamis (23/6/2017).

Tahun lalu, emiten dengan kode saham MNCN berhasil membukukan pendapatan Rp6,73 triliun. Capaian ini tumbuh sekitar 4% dibandingkan capaian 2015 yang senilai Rp6,44 triliun.

Dengan target pertumbuhan 8%-10% tahun ini, artinya MNCN menargetkan nilai pendapatan Rp7,23 triliun hingga Rp7,4 triliun.

Sementara itu, dari sisi EBITDA, MNCN tahun lalu membukukan Rp2,63 triliun, tumbuh 9% dibandingkan 2015 yang senilai Rp2,48 triliun. Dengan target 15% tahun ini, perseroan membidiki nilai EBITDA Rp3 triliun.

Dengan estimasi capaian pertumbuhan pendapan antara Rp7,23 triliun hingga Rp7,4 triliun, margin EBITDA tahun ini ditargetkan menjadi 40,5% hingga 41%. Tahun lalu, margin EBITDA perseroan masih berada di posisi 39%.

Meski top line positif, perseroan belum dapat menjamin kinerja laba bersih atau bottom line akan mampu mengimbanginya. Pasalnya, capaian laba bersih akan sangat ditentukan oleh dinamika nilai tukar mata uang mengingat perseroan memiliki utang global yang cukup tinggi.

Di kuartal pertama ini, laba bersih perseroan justru turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, atau menjadi Rp419 miliar dari Rp480 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper