Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak WTI Fluktuatif, Indeks Stoxx Europe Turun 0,3%

Pergerakan bursa saham Eropa lanjut terkoreksi pada awal perdagangan hari ini (Kamis, 22/6/2017), seiring pelemahan saham energi yang terdampak oleh fluktuasi harga minyak mentah WTI.
Indeks Bursa Eropa/Reuters
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Eropa lanjut terkoreksi pada awal perdagangan hari ini (Kamis, 22/6/2017), seiring pelemahan saham energi yang terdampak oleh fluktuasi harga minyak mentah WTI.

Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3% pada pukul 8.35 pagi waktu London (pukul 14.35 WIB), penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut. Adapun harga minyak WTI tergelincir 0,1% ke US$42,48 per barel, setelah sempat naik 0,5%.

Harga minyak WTI berfluktuasi di tengah spekulasi bahwa kenaikan produksi minyak Amerika Serikat (AS) akan melemahkan upaya OPEC untuk membatasi kelebihan suplai global.

Pelemahan minyak mentah meningkatkan kemungkinan sulitnya pencapaian target inflasi, sehingga menambah kekhawatiran pada langkah sejumlah bank sentral.

Menurunnya harga minyak mentah dan komoditas lainnya juga melemahkan argumentasi pejabat bank sentral AS The Federal Reserve bahwa tingkat inflasi yang lemah akan bersifat sementara, bahkan ketika sejumlah data ekonomi menunjukkan sedikit tanda kesulitan.

Sementara itu di kawasan Asia, indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,5%, didorong oleh saham perusahaan finansial dan teknologi.

Bursa saham Australia kembali menguat setelah penurunan terbesar sejak November, sedangkan nilai tukar yen bergerak menuju rentetan penguatan terpanjangnya sejak Mei terhadap dolar AS dan harga emas terus menanjak dari level terendah dalam satu bulan.

Pasar selanjutnya menantikan komentar sejumlah pejabat The Fed pekan ini, di antaranya Jerome Powell, James Bullard dan Loretta Mester.

Investor juga memantau negosiasi mengenai berpisahnya Inggris dari Uni Eropa. Perdana Menteri Inggris Theresa May, pada pertemuan konferensi UE yang pertama sejak pemilu, akan menjelaskan bagaimana usul Inggris untuk memperlakukan warga di kawasan tersebut pasca hengkangnya Inggris.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper