Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan bursa saham Jepang berlanjut pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut (Kamis, 22/6/2017), seiring penguatan kinerja mata uang yen yang berpotensi menekan prospek laba eksportir.
Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan tipis 0,07% atau 1,15 poin di level 1.612,71 dan berakhir turun 0,07% atau 1,18 poin ke 1.610,38.
Dari 2.012 saham pada indeks Topix, 988 saham di antaranya menguat, 874 saham melemah, dan 150 saham stagnan.
Adapun indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,14% atau 28,28 poin ke level 20.110,51, setelah kemarin berakhir melemah 0,45% atau 91,62 poin di 20.138,79.
Sebanyak 84 saham menguat, 136 saham melemah, dan 5 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.
Saham KDDI Corp. yang melorot 1,11% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei, diikuti oleh Fast Retailing Co. Ltd. yang turun 0,27% dan Nitto Denko Corp. yang melandai 1,06%.
Baca Juga
Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau menguat 0,22% atau 0,25 poin ke 111,13 yen per dolar AS pada pukul 13.41 WIB, setelah kemarin ditutup menguat 0,05% di posisi 111,38.
Selain tertekan yen, pergerakan saham di Tokyo turut terdampak terus merosotnya harga minyak mentah. Harga minyak WTI kontrak Agustus 2017 siang ini lanjut turun 0,05% atau 0,02 poin ke US$42,51 per barel pada pukul 13.32 WIB, setelah kemarin ditutup anjlok 2,25% di posisi 42,53.
Harga minyak mentah WTI memperpanjang pelemahannya sekaligus membawa minyak dalam kondisi bear market di tengah kekhawatiran bahwa jumlah cadangan di Amerika Serikat (AS) akan merusak upaya OPEC menahan kelebihan suplai global turut berdampak pada pergerakan dolar terhadap yen.
“Harga minyak telah turun di bawah level kunci dan jadi kekhawatiran. Kami bisa melihat pasar minyak meningkatkan tekanan penjualan atas saham Jepang ke depannya,” ujar Takuya Takahashi, seorang ahli strategi senior Daiwa Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel