Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Kembali Terdepresiasi Usai Cetak Rebound

Pergerakan nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (20/6/2017), setelah berhasil mencatatkan rebound pada perdagangan kemarin.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (20/6/2017), setelah berhasil mencatatkan rebound pada perdagangan kemarin.

Rupiah ditutup terdepresiasi 0,08% atau 10 poin ke Rp13.292 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,17% atau 22 poin di posisi 13.304.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.279 – Rp13.312 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Senin (19/6), rupiah ditutup dengan rebound 0,13% atau 17 poin di posisi 13.282 per dolar AS, mengakhiri pelemahan dua hari berturut-turut sebelumnya.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama sore ini terpantau turun hanya 0,01% atau 0,013 poin ke 97,535 pada pukul 16.17 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,05% atau 0,053 poin di level 97,601, setelah pada perdagangan Senin ditutup menguat 0,40% di posisi 97,548.

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau terdepresiasi.

Peso Filipina memimpin pelemahan kurs Asia hari ini dengan 0,44%, diikuti oleh won Korea Selatan sebesar 0,25% dan ringgit Malaysia yang melemah 0,16%.

“Pergerakan dolar telah terangkat oleh komentar pejabat Fed yang terdengar optimistis tentang ekonomi AS,” ujar Khoon Goh, kepala riset Asia di Australia & New Zealand Banking Group Ltd..

Ketua Fed wilayah New York, William Dudley, pada Senin menyelaraskan pendapatnya dengan Gubernur Fed Janet Yellen dalam menyatakan harapan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat pada akhirnya akan memicu rebound data inflasi yang secara tidak terduga telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.

“Kami telah melihat beberapa data ekonomi yang tidak mengesankan baru-baru ini, namun Dudley tampak tidak terganggu olehnya, sehingga memberi kelegaan bagi pelaku pasar,” kata Toshihiko Matsuno, ahli strategi senior SMBC Friend Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper