Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Ini Buat Harga Minyak Terkulai

Harga minyak melanjutkan pelemahan karena pasar mengantisipasi penambahan suplai dari Amerika Serikat akibat penambahan jumlah rig dalam 22 pekan berturut-turut. Sementara permintaan dari Asia juga mengalami perlambatan.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak melanjutkan pelemahan karena pasar mengantisipasi penambahan suplai dari Amerika Serikat akibat penambahan jumlah rig dalam 22 pekan berturut-turut. Sementara permintaan dari Asia juga mengalami perlambatan.

Pada perdagangan Senin (19/6/2017) pukul 8.30 WIB harga minyak WTI kontrak Juli 2017 turun 0,18 poin atau 0,40% menuju US$44,56 per barel. Sementara itu, minyak Brent kontrak Agustus 2017 merosot 0,18 poin atau 0,38% menjadi US$47,19 per barel.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan pasar mengantisipasi penambahan pasokan Amerika Serikat yang kian mendekati kinerja penambangan Rusia dan Arab Saudi. Terkini, pada sepekan yang berakhir Jumat (16/6/2017) jumlah rig AS bertambah 6 buah menjadi 747 rig, atau level tertinggi sejak April 2015. Ini merupakan penambahan rig dalam 22 pekan berturut-turut.

"Selain AS, sentimen negatif juga datang dari harga minyak dunia yang cenderung mendingin karena antisipasi suplai dari negara OPEC seperti Libya dan Nigeria," tuturnya kepada Bisnis.com, Minggu (18/6/2017).

Seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/6/2017), harga minyak turun hampir 13% sejak akhir Mei 2017 ketika OPEC dan non-OPEC setuju memperpanjang pemangkasan produksi 1,8 juta barel per hari (bph) hingga kuartal I/2018 dalam rapat 25 Mei 2017. Para analis meyakini faktor utama yang menekan harga ialah kenaikan produksi AS yang menganggu upaya pengetatan pasar oleh OPEC.

Goldman Sachs menyampaikan jika jumlah rig AS tetap berada di level saat ini, produksi minyak mentah Paman Sam akan tumbuh 770.000 bph antara kuartal IV/2016 dan kuartal IV/2017 di empat titik penambangan minyak shale. Empat lokasi tersebut ialah Permian, Eagle Ford, Bakken, dan Niobrara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper