Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA: Moodys Pangkas Rating, Indeks Shanghai Composite Berakhir Datar

Indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis 0,07% ke level 3.064,08, setelah dibuka dengan pelemahan 0,47% di posisi 3.047,57.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan China berakhir cenderung flat pada perdagangan hari ini, Rabu (24/5/2017) di saat menguatnya perusahaan berkapital kecil yang gagal mengangkat indeks akibat penurunan peringkat utang oleh Moody’s.

Indeks Shanghai Composite ditutup naik tipis 0,07% ke level 3.064,08, setelah dibuka dengan pelemahan 0,47% di posisi 3.047,57. 

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir turun hanya 0,03 poin ke 3.424,17, setelah dibuka dengan pelemahan 0,42% di posisi 3.409,72.

Mayoritas sektor melemah, dipimpin oleh saham konsumen dan kesehatan.

Di sisi lain, performa perusahaan berkapital kecil reli, dengan indeks startup teknologi ChiNext yang menanjak 1%.

Moody's Investors Service hari ini menurunkan peringkat kredit China, dengan perkiraan bahwa kekuatan finansial negara tersebut akan terkikis selama beberapa tahun mendatang seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi dan utang yang terus meningkat.

Penurunan peringkat satu tingkat menjadi A1 dari sebelumnya Aa3 terjadi di saat pemerintah China bergulat menghadapi tantangan atas meningkatnya risiko keuangan.

Pergerakan indeks saham acuan turun lebih dari satu persen sesaat setelah pasar dibuka, namun berhasil menutup sebagian besar pelemahannya di akhir perdagangan.

“Penurunan peringkat tersebut telah memiliki dampak psikologis negatif terhadap pasar. Kampanye Beijing untuk merapikan sistem keuangan telah menebar kepanikan di kalangan investor ritel,” ujar Tian Weidong, ahli strategi di Kaiyuan Securities, seperti dikutip Reuters.

Selama beberapa pekan terakhir, pasar telah terbebani tanda-tanda bahwa tindakan keras pengetatat aturan Beijing terhadap shadow banking dan investasi berisiko mendorong biaya pinjaman jangka pendek serta mengancam untuk memperlambat ekonomi.

Dalam laporannya hari ini, Morgan Stanley menyatakan bahwa tingkat suku bunga interbank China dapat lanjut naik 40-50 basis poin dari level saat ini dalam beberapa bulan ke depan, seiring laju langkah pengetatan bank sentral AS The Federal Reserve.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper