Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA ASIA: Politik AS dan Pelemahan Harga Minyak Tekan Indeks MSCI

Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% ke 151,93 pada pukul 5.26 sore waktu Hong Kong (pukul 4.26 WIB).
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Asia turun dari level tertingginya dalam dua tahun pada perdagangan sore ini, Selasa (23/5/2017), di saat penguatan produsen bahan baku terhenti seiring melemahnya harga minyak mentah.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% ke 151,93 pada pukul 5.26 sore waktu Hong Kong (pukul 4.26 WIB).

Sementara itu, indeks saham utama Australia turun 0,2%, dengan BHP Billiton Ltd. dan Fortescue Metals Group Ltd. memimpin pelemahan pada produsen komoditas.

Adapun indeks Topix Jepang melandai 0,2% akibat tertekan penguatan yen di tengah kabar terkini tentang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemerintahannya.

Di sisi lain, saham Tencent Holdings Ltd., perusahaan internet terbesar di China, tergelincir 0,1%, membalikkan kenaikan sebelumnya sebesar 1,9% sekaligus memangkas kenaikannya sejauh ini menjadi 45%.

Reli saham tersebut telah membantu mendorong indeks acuan Hong Kong melampaui hampir seluruh indeks saham lainnya. Adapun saham BHP Billiton dan Fortescue Metals Australia turun lebih dari 1,1%.

Dilansir Bloomberg, pergolakan politik di Washington kembali mengemuka dan menggeser fokus pasar dari pertumbuhan ekonomi global, setelah Washington Post melaporkan bahwa Trump telah meminta kepala intelijen untuk secara terbuka membantah kolusi antara tim kampanyenya dengan Rusia.

Di sisi lain, harga minyak menghentikan kenaikannya setelah menguat selama empat hari sebelum Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertemu pada hari Kamis untuk membahas kesepakatan pemangkasan produksi.

“Sebagian besar investor memiliki antusiasme yang jauh lebih sedikit terhadap pasar ekuitas karena kurangnya katalis utama. Suara perselisihan dalam politik AS memicu kekhawatiran tentang penundaan penerapan pemotongan pajak dan kebijakan ekonomi lainnya, sementara harga minyak mungkin akan segera mengalami koreksi setelah reli,” ujar Komsorn Prakobphol, analis investasi di Tisco Financial Group Pcl. di Bangkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper