Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rapat OPEC, WTI Siap Tembus US$51 Per Barel

Harga minyak WTI berpeluang memanas menuju US$51 per barel karena pasar yang berfokus kepada upaya memperpanjang pemangkasan produksi sampai kuartal I/2018 dalam rapat OPEC Kamis (25/5/2017).
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak WTI berpeluang memanas menuju US$51 per barel karena pasar yang berfokus kepada upaya memperpanjang pemangkasan produksi sampai kuartal I/2018 dalam rapat OPEC Kamis (25/5/2017).

Pada perdagangan Senin (22/5/2017) pukul 10.43 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2017 naik 0,51 poin atau 1,01% menuju US$50,84 per barel. Sementara minyak Brent kontrak Juli 2017 meningkat 0,50 poin atau 0,93% menjadi US$54,11 per barel.

Sebelumnya pada 30 November 2016, OPEC memutuskan memangkas produksi hingga 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 32,5 juta bph pada paruh pertama tahun ayam api untuk memperbaiki harga minyak di pasar global yang menurun sejak pertengahan 2014.

Kemudian pada 10 Desember 2016, sembilan negara produsen lain seperti Rusia dan Meksiko - yang kerap disebut sebagai pihak non OPEC- setuju ikut pemangkasan suplai sebesar 558.000 bph.

Artinya, pemangkasan produksi yang berlangsung pada Januari 2017-Juni 2017 dengan target sekitar 1,8 juta bph. Tercapainya perjanjian ini cukup mengejutkan pasar karena terakhir kali OPEC dan non-OPEC mencapai mufakat terjadi pada 2001 silam.

Analis CMC Market Ric Spooner menyampaikan kini investor mempercayai akan adanya perpanjangan pemangkasan produksi sampai kuartal I/2018. Sentimen ini akan membawa keseimbangan suplai di pasar global.

"Pasar semakin percaya akan adanya perpanjangan kesepakatan," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/5/2017).

Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih pada Minggu (21/5/2017) menyampaikan perpanjangan masa pemangkasan produksi akan membantu memangkas stok global ke level normal. Perpanjangan kesepakatan akan diputuskan dalam rapat OPEC di Wina, Austria pada Kamis (25/5/2017).

Menteri Perminyakan Irak Jabbar Al-Luabi pada hari yang sama mengatakan hampir semua negara produsen yang berpartisipasi dalam pemotongan telah sepakat melakukan ekstensi. Namun, belum ada konsensus berapa lama perpanjangan akan dilakukan.

Menururtnya, menteri perminyakan di masing-masing negara mengajukan ide perpanjangan pemangkasan suplai antara 6--9 bulan ke depan. Sebagai informasi, Irak merupakan produsen kedua terbesar OPEC setelah Arab Saudi.

Spooner mengatakan sebenarnya dari sisi suplai, pasar masih terbebani oleh peningkatan produksi AS yang memanfaatkan kenaikan harga akibat pemangkasan suplai OPEC dan non-OPEC. Terkini pada Jumat (19/5/2017), data Barker Hughes mengemukakan jumlah rig minyak bertambah 8 buah menjadi 720 rig.

Ini merupakan level tertinggi sejak April 2015 sekaligus menunjukkan pertumbuhan dalam 18 pekan terakhir. Menurut U.S. Energy Information Administration (EIA) rerata produksi minyak Paman Sam pada 2017 mencapai 9,3 juta bph, dari 2016 sejumlah 8,9 juta bph. Pada tahun depan, volume pemompaan akan menuju rekor tertinggi, yakni 10 juta bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper