Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat akhir pekan lalu di tengah adanya kekhawatiran baru terhadap Donald Trump, setelah dua laporan baru terkait penyelidikan federal mengenai kemungkinan koordinasi antara Rusia dan kampanye pemilihan Trump.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 141,82 poin atau 0,69% ke level 20.804,84 pada perdagangan Jumat (20/5/2017), sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 menguat 16,01 poin atau 0,68% ke level 2.381,73. Adapun indeks Nasdaq menguat 28,57 poin atau 0,47% ke level 6.083,70.
Seperti dilansir Reuters, Washington Post melaporkan pada hari Jumat bahwa salah seorang penasihat senior Gedung Putih merupakan orang penting yang terlibat dalam investigasi penegakan hukum mengenai kemungkinan hubungan dengan Rusia.
Secara terpisah, New York Times melaporkan bahwa Trump mengatakan kepada pejabat Rusia di Gedung Putih bahwa pemecatan Direktur FBI James Comey mengurangi "tekanan besar" dari penyelidikan yang sedang berlangsung. Laporan New York Times tersebut mengutip sebuah dokumen yang merangkum pertemuan tersebut.
"Saya yakin beberapa (langkahnya) terkait dengan hal tersebut, dan faktanya Trump akan berada di luar negeri dan tidak ada yang yakin apa yang akan dia lakukan," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management, seperti dikutip Reuters.
Paul menambahkan, bagaimanapun juga, pasar tampaknya tidak terlalu khawatir karena indeks utama masih berada dalam wilayah positif.
Trump berangkat pada hari Jumat untuk perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat. Gedung Putih menghadapkan kunjungan negara ini dapat mengalihkan fokus dari ketegangan dalam negeri.
Walaupun bursa Wall Street berakhir menguat pada perdagangan Jumat, seluruh indeks belum mampu sepenuhnya membukukan penguatan mingguan yang terjadi menyusul aksi jual hari Rabu setelah laporan awal bahwa Trump mencoba mengganggu penyelidikan FBI.
Ketiga indeks Wall Street melemah pekan ini, dengan Dow Jones dan S&P melemah 0,4%, sedangkan idneks Nasdaq turun 0,6%
Investor telah memantau berita tersebut karena khawatir apakah Trump akan dapat memenuhi janji kampanye stimulus fiskal dan reformasi perpajakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
