Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara 2017 Diprediksi Stabil

Pasar batu bara diprediksi mengalami tekanan seiring dengan terjadinya surplus suplai di Asia. Namun, harga diprediksi masih stabil akibat intervensi kebijakan China.
Tempat penampungan batu bara./Bloomberg-Andrew Harrer
Tempat penampungan batu bara./Bloomberg-Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA--Pasar batu bara diprediksi mengalami tekanan seiring dengan terjadinya surplus suplai di Asia. Namun, harga diprediksi masih stabil akibat intervensi kebijakan China.

Pada penutupan perdagangan Jumat (19/5/2017), harga batu bara Newcastle kontrak Mei 2017 naik 0,20 poin atau 0,27% menuju US$74,25 per ton.

JBC Energy dalam risetnya memaparkan pasar batu bara diperkirakan mengalami tekanan akibat meningkatnya produksi China, sebagai produsen dan konsumen terbesar di dunia. Negeri Panda juga bakal mengalami perlambatan impor, sehingga pasar Asia mengalami kelebihan pasokan.

Padahal impor batu bara China melonjak 33% year on year (yoy) pada empat bulan pertama 2017.

"Volume impor diperkirakan melambat dalam beberapa bulan mendatang, sehingga membuat pasar Asia kelebihan pasokan dan menekan harga," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (21/5/2017).

Dalam riset berbeda, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk menuliskan China merupakan penentu harga batu bara global dalam jangka pendek. Sentimen positif datang dari pemangku kepentingan setempat yang akan melakukan intervensi melalui pembatasan hari kerja dari 330 hari menjadi 270 hari jika harga batu hitam domestik menurun di bawah 535 yuan (US$77-US$78) per ton.

Pemangku kepentingan industri batu bara di China membagi mekanisme harga dalam tiga rentang. Rentang hijau untuk level harga normal di antara 570-500 yuan (US$82,7-US$72,6) per ton, rentang biru untuk sedikit fluktuasi yaitu <500-470 yuan (<US$72,6-US$68,2) per ton dan >570-600yuan (>US$82,7-US$87,1) per ton, serta rentang merah untuk pergerakan berlebihan yakni di bawah 470 yuan (<US$68,2) dan di atas 600 yuan (>US$87,1) per ton.

"Pemerintah China bermaksud mengontrol harga batu bara pada level nyaman untuk menjaga keuntungan bagi penambang dan perusahaan pembangkit listrik," papar riset.

China memang akan meningkatkan produksi batu bara pada kuartal II/2017. Namun, pertumbuhan pasokan sejalan dengan kebijakan pengetatan sehingga harga masih akan stabil.

Sebagian besar penambang batu bara di China mengalami kerugian selama 2015 sampai dengan semester I/2016. Dengan demikian, produsen diberi insentif untuk meningkatkan produksinya di tengah harga batubara yang memanas saat ini.

Sementara proyeksi permintaan yang lebih rendah berasal dari menurunnya serapan pembangkit listrik tenaga batu bara. Pada 2017, pemerintah China akan membatasi lebih banyak proyek pembangkit listrik tenaga batu bara baru.

China Coal Solution (CSS) memprediksi proyek yang ditangguhkan dan ditutup pada tahun ini akan mencapai 100 GW. Angka tersebut setara dengan konsumsi batu bara sekitar 170 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper