Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG: Kekhawatiran Politik AS Merembet ke Bursa Global, Indeks Topix Ditutup Melemah

Indeks Topix ditutup melemah 1,32% atau 20,81 poin ke level 1.555,01, sedangkan indeks Nikkei 225 juga ditutup merosot 1,32% atau 261,02 poin ke posisi 19.553,86.
Bursa Jepang./Ilustrasi-Bloomberg
Bursa Jepang./Ilustrasi-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah setelah nilai tukar yen Jepang menguat lebih dari 2% terhadap dolar AS di tengah meningkatnya kekhawatiran atas nasib pemerintahan Presiden Donald Trump.

Indeks Topix ditutup melemah 1,32% atau 20,81 poin ke level 1.555,01, sedangkan indeks Nikkei 225 juga ditutup merosot 1,32% atau 261,02 poin ke posisi 19.553,86.

Mata uang yen Jepang, yang sering menjadi barometer penghindaran risiko di pasar global, menguat sejak Rabu kemarin karena para investor mempertimbangkan prospek perkembangan politik di AS setelah Trump memecat Direktur FBI James Comey.

Penguatan yen kemarin merupakan yang tertajam sejak 9 November 2016 setelah setelah Trump terpilih sebagai presiden AS.

Pasca pemecatan Comey, mantan Direktur FBI Robert Mueller ditunjuk sebagai penasihat khusus untuk mengawasi penyelidikan FBI terhadap upaya Rusia untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS tahun 2016 silam.

Juichi Wako, analis senior Nomura Holdings Inc., mengatakan kecurigaan seputar Trump telah telah menimbulkan gelombang kejutan besar ke pasar pasar keuangan global.

"Kemungkinannya, situasi politik saat ini akan berlanjut hingga akhir bulan, dengan kemungkinan bahwa penerapan kebijakan pemotongan pajak AS akan tertunda cukup lama," ujar Juichi, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, perekonomian Jepang berhasil tumbuh melampaui perkiraan pasar pada kuartal I/2017. Capaian ini berhasil memperpanjang tren ekspansi pada produk domestik bruto (PDB) Jepang selama enam kuartal berturut-turut.

Kantor Kabinet Jepang dalam keterangan resminya menyebutkan, PDB kuartal I/2017 berhasil tumbuh 2,2%. Level  tersebut berhasil melampaui ekspektasi para ekonom yang disurvei Reuters yang memprediksi  pertumbuhan ekonomi Januari-maret 2017 akan melaju 1,7%.

"Pertumbuhan PDB tidak buruk, yang membuat saya berpikir bahwa kita masih berada dalam tren naik," kata Hideyuki Suzuki, manajer umum SBI Securities Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper