Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Perusahaan Sumsel IPO 2019

Bursa Efek Indonesia menangkap sinyal empat perusahaan asal Sumatra Selatan berniat menawarkan saham perdana atau IPO di pasar modal paling cepat pada 2019.
Ilustrasi: Karyawan mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG), di Jakarta, Senin (8/5)./Antara-Muhammad Adimaja
Ilustrasi: Karyawan mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG), di Jakarta, Senin (8/5)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, PALEMBANG – Bursa Efek Indonesia menangkap sinyal empat perusahaan asal Sumatra Selatan berniat menawarkan saham perdana atau IPO di pasar modal paling cepat pada 2019.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Palembang Hari Mulyono menyebutkan empat perusahaan itu bergerak di bidang energi (dua korporasi), komoditas, dan jasa konstruksi. Meski demikian, dia enggan mengungkapkan secara lebih detail jenis usaha maupun nama para calon emiten itu.

“Sejak Desember 2016 sampai April 2017 kami gencar melakukan pertemuan dengan mereka. Dari hasil pertemuan dengan manajemen perusahan, tampaknya paling cepat bisa IPO dua tahun ke depan,” katanya usai acara Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu di Palembang, Selasa (16/5/2017).

Hari menilai empat perusahaan itu sangat layak untuk melantai di bursa saham. Ini merujuk pada aset minimal maupun performa laporan keuangan yang dibukukan mereka beberapa tahun ke belakang.

BEI Palembang, kata Hari, terus mendorong perusahaan asal Bumi Sriwijaya untuk masuk ke pasar modal. Mereka dapat mengikuti tiga emiten asal Sumsel yakni PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, dan PT Semen Baturaja (Persero) yang berhasil mengembangkan bisnis sejak melantai di bursa.

Pasar modal hadir di Palembang sejak 1999 yang ditandai masuknya perusahaan efek-perusahaan perantara pedagang efek PT Anugerah Sekuritas Indonesia dan PT BNI Sekuritas. Kini, sudah ada 13 perusahaan sekuritas yang menggarap pasar Sumsel.

Sepanjang tahun lalu total transaksi investor Sumsel mencapai Rp10,3 triliun. Pada 2017, nominal transaksi diprediksi meningkat lantaran per April nilai kumulatif sudah menyentuh Rp3,8 triliun atau naik 138% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Naiknya nilai transaksi berkorelasi dengan meningkatnya jumlah investor aktif asal Sumsel. Sampai akhir 2016, BEI Palembang mencatat ada 8.588 identitas investor tunggal (SID) atau tumbuh 25,3% dari 2015.

Hari mengungkapkan kenaikan transaksi itu salah satunya didorong performa laporan keuangan kuartal I/2017 emiten asal Sumsel buntut harga komoditas yang membaik di pasar global. “Ini terindikasikan performa harga saham di BEI yang secara garis besar membuat naiknya nilai transaksi dari investor Sumsel dan Palembang,” tuturnya.

Selain itu, Hari mengatakan keaktifan investor juga dipengaruhi perekonomian nasional yang mulai pulih. Pada kuartal I/2017, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02%, lebih baik dari triwulan pertama tahun lalu yang hanya sanggup melaju 4,79%.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong menjamurnya investor-investor baru dari Sumsel. Saat ini, Kota Palembang berkontribusi sebesar 90% baik untuk jumlah investor maupun nominal transaksi di provinsi itu.

Deputi Direktur Penetapan Sanksi Pasar Modal II OJK Neviyanti menuturkan tingkat pengenalan masyarakat pada pasar modal paling rendah dibandingkan dengan industri jasa keuangan lainnya. Secara nasional, hasil survei menunjukkan indeks literasi pasar modal pada 2016 hanya sebesar 4,4% dan indeks inklusinya 1,25%.

“Selama ini masyarakat tahunya investasi itu hanya tabung di bank, padahal ada alternatif di pasar modal yang menawarkan berbagai efek,” katanya di tempat yang sama.

Untuk itu, OJK bekerja sama dengan BEI, perusahaan sekuritas, dan pengelola reksadana menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper