Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Asia melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (12/5/2017), akibat kekhawatiran tentang minat para konsumen Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan pengeluaran.
Indeks MSCI Asia Pacific tergelincir 0,4% pada pukul 12.11 siang waktu Tokyo (pukul 10.11 WIB), turun dari level tertingginya dalam 23 bulan pada perdagangan Selasa sekaligus mengikis penguatan sepanjang pekan menjadi 1,2%.
Seperti dilansir Bloomberg, kekhawatiran bahwa warga AS terus menahan untuk membeli barang-barang di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut menyeret pergerakan indeks S&P 500 lebih rendah pada perdagangan Kamis.
Lemahnya tingkat penjualan di mal-mal AS menggarisbawahi meningkatnya kecemasan bahwa sebagian besar perekonomian AS tidak cukup terangkat untuk menaikkan tingkat pertumbuhan.
Data penjualan ritel AS yang akan dirilis selanjutnya hari ini waktu setempat dinantikan untuk memberi investor informasi segar atas kondisi ekonomi di negara adidaya tersebut.
Sementara itu, bursa saham China bergerak menuju penurunan pekan kelima, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong diperdagangkan flat. Pemerintah China telah melakukan persiapan untuk mendukung bursa saham di kota tersebut apabila diperlukan untuk menciptakan atmosfir positif sebelum 1 Juli, ketika Xi Jinping direncanakan melakukan kunjungan pertama kalinya sebagai Presiden untuk menandai 20 tahun pemerintahan China.
Baca Juga
Para investor selanjutnya juga akan menantikan rilis putusan kebijakan bank sentral Malaysia. Selain itu, Ketua Fed wilayah Chicago Charles Evans dijadwalkan berpidato dalam suatu konferensi di Dublin.
Bersama dengan data penjualan ritel, AS juga dijadwalkan akan merilis laporan harga konsumen hari ini. Sementara itu, Presiden China Xi Jinping menjadi tuan rumah para pemimpin dunia termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan tingkat tinggi yang mempromosikan rencana perdagangan dan infrastruktur senilai US$500 miliar.
Sejalan dengan indeks MSCI, indeks Topix Jepang turun 0,7% setelah mencapai level tertinggi sejak Desember 2015 pada sesi perdagangan sebelumnya. Indeks tersebut telah naik 1,6% pekan ini.
Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,8%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melandai 0,4% setelah mencatat rekornya pada perdagangan Kamis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
