Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volatilitas Harga Minyak Tunggu Rapat OPEC 25 Mei

Setelah pemilu presiden Prancis terlewati, investor perlu memperhatikan rapat OPEC di Wina pada 25 Mei 2017. Pasar harus bersiap menghadapi perubahan volatilitas di dua arah untuk harga minyak tentang hasil rapat ini.

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah pemilu presiden Prancis terlewati, investor perlu memperhatikan rapat OPEC di Wina pada 25 Mei 2017.

Pasar harus bersiap menghadapi perubahan volatilitas di dua arah untuk harga minyak tentang hasil rapat ini.

Pada perdagangan Kamis (11/5/2017) pukul 12:10 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2017 naik 0,26 poin atau 0,55% di posisi US$47,59 per barel.

Sementara minyak Brent kontrak Juli 2017 meningkat 0,25 poin atau 0,50% menjadi US$50,47 per barel.

Jameel Ahmad, VP of Market Research FXTM, mengatakan negara-negara produsen akan secara terbuka membicarakan prospek perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi saat ini.

Namun, sentimen ini tidak berpengaruh besar karena tantangan meningkatnya produksi minyak shale AS.

OPEC dan negara-negara produsen minyak mentah lainnya berjanji memangkas suplai baru sekitar 1,8 juta bph menjadi 32,5 juta bph pada semester I/2017.

Tujuannya adalah mengangkat harga minyak yang mengalami tren menurun pada dua tahun belakangan.

Bahkan organisasi membuka kemungkinan memperpanjang masa pemangkasan suplai hingga paruh kedua 2017.

Rencananya, kesepakatan perpanjangan itu akan diputuskan dalam rapat para menteri negara anggota OPEC pada 25 Mei 2017 di Wina, Austria.

"Ada korelasi yang antara pasokan minyak shale AS yang semakin meningkat beberapa bulan terakhir. Ini jelas akan sangat membebani pikiran seluruh menteri perminyakan OPEC maupun non-OPEC dalam rapat mendatang," papar Jameel dalam publikasinya yang dikutip Kamis (11/5/2017).

Seperti biasa, investor harus bersiap menghadapi segala hal yang di luar dugaan berkaitan dengan rapat OPEC. Sejarah mengatakan rapat OPEC tak jarang memberi kejutan. Karena itu, ada setidaknya dua kemungkinan skenario risiko yang perlu diperhatikan investor menjelang rapat 25 Mei.

Pertama, walaupun OPEC saat ini berkomitmen mengurangi produksi, kesepakatan tersebut akan berakhir bulan depan. Pasar meyakini kesepakatan perlu diperpanjang, sehingga ada risiko kejutan apabila OPEC memutuskan untuk menundanya.

"Penundaan pemangkasan produksi cukup wajar karena bertujuan mencegah semakin besarnya suplai minyak shale AS," tuturnya.

Apabila OPEC dan non-OPEC sepakat untuk meningkatkan produksi pada paruh kedua 2017, perang volume dapat terjadi dan berpotensi memberi motivasi besar kepada para investor untuk melanjutkan momentum jual dalam jumlah besar. Oleh karena itu, harga minyak dapat kembali menuju ke rekor level terendah.

Skenario risiko kedua ialah OPEC dan non-OPEC bukan hanya memperpanjang durasi kesepakatan, tetapi juga mengurangi produksi lebih rendah lagi. Walaupun ini mungkin dianggap sebagai kemenangan bagi minyak shale AS terhadap OPEC dalam perang produksi, harga minyak akan memanas lebih tinggi.

Namun, keputusan tersebut memperlemah kredibilitas para produsen minyak OPEC yang beberapa tahun lalu masih sepenuhnya menguasai produksi minyak global.

Intinya, sambung Jameel, pasar akan melihat apakah OPEC dan non-OPEC bersedia untuk kehilangan muka karena kalah terhadap minyak shale AS demi mendapatkan peningkatan pendapatan. Rapat organisasi juga bisa memilih opsi kedua, yakni melakukan perang produksi dengan minyak shale seperti yang sedang berlangsung saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper