Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR 8 MEI: Abaikan Penguatan Dolar AS, Rupiah Ditutup Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,26% atau 35 poin ke Rp13.295 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan tipis 0,02% atau 3 poin di posisi 13.333.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir rebound pada perdagangan hari ini, Senin (8/5/2017).

Rupiah ditutup menguat 0,26% atau 35 poin ke Rp13.295 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan tipis 0,02% atau 3 poin di posisi 13.333.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.292 – Rp13.338 per dolar AS.

Rupiah berhasil ditutup rebound pada perdagangan hari ini, mengakhiri pelemahan pada dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Di sisi lain, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama sore ini terpantau naik 0,26% atau 0,254 poin ke 98,902 pada pukul 16.26 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,13% atau 0,132 poin di level 98,516, setelah pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup melemah 0,15% di posisi 98,648 seiring penguatan euro.

Meski demikian, nilai tukar euro sore ini terpantau melemah 0,47% ke US$1,0946, setelah pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup dengan kenaikan 0,12% di posisi US$1,0998.

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini bersama dengan mayoritas mata uang lainnya di Asia.

Won Korea Selatan memimpin penguatan kurs Asia sebesar 0,76%, diikuti oleh rupiah dengan 0,26%, dan rupee India yang naik 0,22%.

Sementara itu, Bank Indonesia merilis data cadangan devisa Indonesia per akhir April 2017 yang mencapai US$123,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2017 yang mencapai US$121,8 miliar.

"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara dalam siaran pers, seperti dilansir Bisnis.com.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper