Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA: Indeks Shanghai & CSI 300 Perpanjang Penguatan Hari Kedua

Bursa saham China berhasil memperpanjang penguatannya pada penutupan perdagangan hari kedua, (Rabu, 26/4/2017), di tengah optimisme baru tentang perekonomian Amerika Serikat (AS) serta berkurangnya kekhawatiran mengenai pengetatan regulasi di daratan utama.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China berhasil memperpanjang penguatannya pada penutupan perdagangan hari kedua, Rabu (26/4/2017), di tengah optimisme baru tentang perekonomian Amerika Serikat (AS) serta berkurangnya kekhawatiran mengenai pengetatan regulasi di daratan utama.

Pada perdagangan hari ini, indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,20% ke level 3.140,85, setelah dibuka turun tipis 0,05% di posisi 3.132,92. 

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir naik 0,13% atau 4,35 poin ke 3.445,78.

Performa sektor terlihat variatif, dengan indeks startup tekonologi ChiNext masih bergerak di kisaran level terendahnya dalam 1,5 tahun.

Baik indeks Shanghai Composite dan CSI 300 kemarin kompak ditutup rebound setelah aksi jual yang tajam pada sesi perdagangan sebelumnya.

Minat investor terhadap aset berisiko membaik setelah bursa saham Asia memperpanjang penguatannya untuk hari kelima berturut-turut, mengikuti kuatnya pasar AS pada penutupan perdagangan Selasa.

Indeks Nasdaq Composite membukukan rekornya, sementara indeks Dow Jones dan S&P 500 menyentuh puncaknya baru-baru ini menyusul kuatnya laporan keuangan perusahaan yang menggarisbawahi kesehatan perusahaan Amerika.

Rebound pada saham China juga dibantu oleh persepsi bahwa kekhawatiran kampanye proses deleveraging oleh Beijing, yang sebelumnya telah menekan harga saham turun ke posisi terendah tiga bulan, berlebihan.

“Proses deleveraging hanya dapat berlangsung secara bertahap,” ujar Chi Lo, ekonom BNP Paribas Investment Partners, seperti dikutip dari Reuters.

Menurutnya, untuk membatasi berlanjutnya perlambatan pertumbuhan, langkah pengetatan moneter kecil yang selektif, di tengah kebijakan moneter netral yang luas, akan tetap digunakan sebagai alat untuk memperkecil laju leveraging sekiligus menentukan tingkat proses deleveraging yang mungkin terjadi.

Menurut sumber kantor berita Xinhua, politburo China kemarin menyatakan bahwa China akan mempertahankan kebijakan fiskal proaktif serta kebijakan moneter yang seksama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper