Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA: Ditopang Sektor Defensif, Indeks Shanghai & CSI 300 Rebound

Bursa saham China berhasil mengakhiri rentetan pelemahan selama empat sesi perdagangan berturut-turut sebelumnya, di saat para investor terus mencari perlindungan di sektor-sektor defensif seperti konsumen dan perawatan kesehatan.
ilustrasi/Reuters
ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China berhasil mengakhiri rentetan pelemahan selama empat sesi perdagangan berturut-turut sebelumnya, di saat para investor terus mencari perlindungan di sektor-sektor defensif seperti konsumen dan perawatan kesehatan.

Indeks Shanghai Composite ditutup rebound 0,04% ke level 3.172,10.

Pagi tadi, indeks Shanghai dibuka turun 0,16% atau 5,02 poin ke 3.165,66, setelah kemarin ditutup melemah 0,81% di posisi 3.170,69.

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir rebound 0,5% ke 3.462,09, setelah dibuka turun tipis 0,05% di posisi 3.444,52.

Dilansir Reuters, Kamis (20/4/2017), Zhangtai Securities dalam laporan strategi terbarunya mengingatkan bahwa pergerakan saham akan tetap tidak stabil di tengah kondisi kebijakan moneter dan aturan yang semakin ketat.

Bursa saham China juga telah tertekan oleh kecemasan bahwa pertumbuhan laba korporasi dan ekonomi akan mulai melesu setelah awal yang kuat tahun ini.

Meski demikian, para investor memperoleh sedikit kelegaan dari komitmen pemerintah Beijing pada Rabu malam untuk meningkatkan dukungan kebijakan apabila terdapat lonjakan pada tingkat pengangguran.

Di sisi lain, menyoroti berkurangnya daya tarik aset berisiko, investor bergegas memburu sektor-sektor yang menjanjikan return yang stabil serta pembayaran dividen yang luar biasa, sehingga mendorong indeks konsumen dan kesehatan naik lebih dari 2%.

Namun, saham-saham yang diperkirakan mendapat keuntungan dari pembangunan zona Xiongan yang baru diluncurkan di dekat Beijing kehilangan tenaganya. Saham pembuat bahan bangunan BBMG dan Baoding Tianwei Baobian Electric anjlok.

Xiongan telah banyak dilihat sebagai materi investasi properti dan infrastruktur berprofil tinggi, namun melonjaknya harga saham untuk perusahaan yang bisa mendapatkan keuntungan dari rencana tersebut telah menyebabkan keluarnya peringatan dari pihak regulator tentang spekulasi yang berlebihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper